Kita harus mendorong inovasi GNPIP terus diperkuat dan menjadi contoh untuk direplikasi di daerah-daerah lainnya di Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Bali Nusa Tenggara memperkuat sinergi dan inovasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) melalui program Paiketan (Perkumpulan) Perusahaan Umum Daerah Pangan Bali dan digitalisasi data/informasi neraca pangan.

"Kita harus mendorong inovasi GNPIP terus diperkuat dan menjadi contoh untuk direplikasi di daerah-daerah lainnya di Indonesia guna memastikan tersedianya pasokan dan keterjangkauan harga," kata Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti dalam GNPIP Bali dan Nusa Tenggara yang dipantau virtual di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Bank Indonesia: GNPIP tekan inflasi pangan 2022 jadi 5,61 persen

Program penguatan kelembagaan tersebut merupakan komitmen perusahaan umum daerah (Perumda) pangan se-Bali untuk membentuk forum pembagian peran dan tugas penyediaan komoditas sesuai karakteristik masing-masing daerah dalam menjaga kesinambungan pangan.

Sementara program digitalisasi difokuskan pada penguatan aplikasi Sistem Informasi Harga Pangan Utama dan Komoditas Strategis (Sigapura) yang mencatat 18 komoditas pangan pada 60 pasar kabupaten/kota se-Bali dan aplikasi PAN Bali (Pengendalian Angkutan Barang/Logistik Terintegrasi) yang bertujuan mengotomasi arus keluar masuk barang dari ke Bali.

Destry menuturkan dengan berbagai kebijakan dan penguatan sinergi tersebut, BI optimistis tekanan inflasi akan menurun dan kembali ke dalam sasaran tiga plus minus satu persen pada 2023 dan 2,5 plus minus satu persen pada 2024, dengan inflasi inti akan kembali lebih awal pada paruh pertama 2023.

Sementara itu, Deputi Bidang II Kerawanan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nyoto Suwignyo mengapresiasi capaian ketahanan pangan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota di Bali yang memperoleh capaian Indeks Ketahanan Pangan (IKP) terbaik di Indonesia dengan nilai IKP sebesar 85,19.

"Capaian ini merupakan keberhasilan dari berbagai upaya pemerintah Provinsi Bali dalam meningkatkan ketahanan pangan wilayah dan perlu terus dijaga melalui berbagai extra effort agar target inflasi tiga plus minus satu persen dapat tercapai.

Gubernur Bali Wayan Koster mendukung penuh upaya membangun ketahanan pangan dan stabilitas harga di daerah. Secara konkret Tabanan sebagai lumbung padi Provinsi Bali akan turut menopang kesinambungan pasokan bahan pokok dari hulu sampai dengan hilir di wilayah Bali dan Nusa Tenggara.

Selain mendorong aspek kelembagaan dan digitalisasi, GNPIP Bali dan Nusa Tenggara juga menginisiasi pencanangan program unggulan lainnya seperti operasi pasar atau pasar murah, Subsidi Ongkos Angkut (SOA)​, dan program mobilisasi pangan Bapanas.

GNPIP Balinusra juga mendorong sinergi penguatan klaster pangan melalui penerapan budidaya organik dan program dedikasi untuk negeri di beberapa kota diantaranya pembentukan klaster ketahanan pangan cabai merah Kelompok Tani dan Ternak (KTT) Mekar Nadi Sari di Kabupaten Tabanan.

Kemudian, ada pemberian sarana dan prasarana pasca panen (penggilingan) untuk peningkatan produktivitas padi di KTT Sami Asih Desa Sidan di Kabupaten Gianyar, dan pemberian alat distribusi hasil pertanian khususnya bawang merah kepada KTT Hati Sujati di Kabupaten Bangli.

Dari sisi pembiayaan, Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali juga akan menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) dan berkomitmen mencapai target penyaluran KUR tahun 2023.

Baca juga: BI: GNPIP jaga keterjangkauan harga pangan tekan inflasi

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023