Ankara (ANTARA) - Turki pada Rabu mengecam kartun di sampul majalah Prancis Charlie Hebdo yang menghina Presiden Recep Tayyip Erdogan, menyusul pemilihan presiden dan parlemen di negara itu pada 14 Mei.

Juru bicara kepresidenan Ibrahim Kalin menyebut majalah itu "picisan". Dia mengatakan bahwa majalah itu sekarang “sudah sangat gila” dan Turki berada “di jalur yang benar".

"Kejahatan terkadang seperti itu, membawa kebaikan," katanya, menambahkan.

"Jangan khawatir CH. Bangsa kami akan memberikan jawaban terbaik, dengan suara keras, pada 28 Mei," kata Kalin di Twitter, mengacu pada pemilihan presiden putaran kedua mendatang.

Meski Erdogan tidak mendapatkan suara mayoritas yang dibutuhkan untuk memenangkan putaran pertama, dia jelas memimpin di putaran itu.

Pernyataan Kalin tersebut muncul setelah Charlie Hebdo memasang kartun Erdogan di dalam bak mandi di sampulnya, yang mengacu pada kematian penyanyi populer Claude Francois (Cloclo) pada 1978 akibat tersengat listrik saat berendam.

Mengacu pada Erdogan, majalah itu menulis, "Seperti Cloclo, hanya takdir yang menyelamatkan kita dari dia."

Direktur Komunikasi Fahrettin Altun juga mengecam majalah tersebut.

"Salah satu pusat provokasi, penghinaan, dan penistaan agama yang paling penting di media dunia, publikasi jelek Charlie Hebdo sekali lagi membuktikan kepada dunia betapa menjijikkannya majalah itu dengan karikatur moral dan tidak manusiawi tentang presiden kita," kata Altun.

Dia mengatakan kepada majalah itu dan sejenisnya: "Apa pun yang kalian lakukan, kalian tidak bisa mengintimidasi Recep Tayyip Erdogan. Kalian tidak bisa memalingkan kami dari jalan kami."

Jutaan pemilih mendatangi tempat pemungutan suara pada 14 Mei untuk memilih presiden dan 600 anggota parlemen Turki.

Aliansi Rakyat yang mendukung Erdogan memenangkan mayoritas kursi parlemen, sedangkan pemilihan presiden menuju putaran kedua pada 28 Mei, meski Erdogan memimpin di putaran pertama.

Erdogan dan saingan terdekatnya Kemal Kilicdaroglu --pemimpin oposisi Partai Rakyat Republik (CHP) dan calon dari koalisi enam partai oposisi Aliansi Bangsa-- akan berhadapan di putaran kedua.

Di masa lalu, Charlie Hebdo telah menuai kontroversi dan kecaman dengan mencetak kartun Nabi Muhammad dan awal tahun ini menyoroti gempa bumi Turki pada 6 Februari yang menewaskan lebih dari 50.000 orang.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Pemilu Turki bukan lagi tentang dikotomi Islam politik dan sekularisme
Baca juga: Erdogan unggul dalam pemilu Turki tapi gagal hindarkan putaran kedua

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023