Ramallah, Palestina (ANTARA) - Otoritas Palestina (PA) pada Rabu (17/5) memperingatkan bahwa pawai bendera yang direncanakan pemukim Israel di pendudukan Yerusalem Timur akan memicu ketegangan di wilayah itu.

Para pemukim berencana mengadakan pawai bendera melewati Kota Tua Yerusalem pada Kamis untuk memperingati apa yang mereka sebut sebagai penyatuan Yerusalem, mengacu pada pendudukan Israel di kota itu pada 1967.

Dalam sebuah pernyataan, juru bicara PA Nabil Abu Rudeineh mengatakan pawai bendera tersebut "provokatif", menjadikan pemerintah Israel "bertanggung jawab penuh atas eskalasi ini yang akan mengarah kepada ledakan situasi."

"Masyarakat Palestina dan pemimpin mereka mampu melindungi Yerusalem dan situs suci Islam dan Kristen di sana dan bahwa Yerusalem dengan tempat-tempat sucinya akan tetap sebagai ibu kota abadi Negara Palestina," kata Abu Rudeineh.
Baca juga: Serangan Israel sebabkan 2.516 warga Palestina kehilangan rumah

Pawai kontroversial tersebut memicu bentrokan penuh kekerasan dengan Palestina beberapa tahun belakangan, termasuk perang 11 hari antara Israel dengan kelompok Palestina di Gaza pada Mei 2021.

Kelompok pemukim Israel mengatakan mereka berencana untuk memobilisasi hampir lima ribu pemukim untuk membobol kompleks Masjid Al-Aqsa pada hari pawai bendera.
Baca juga: Presiden Palestina desak PBB tangguhkan keanggotaan Israel

Menurut Channel 13 Israel, empat menteri Israel dijadwalkan bergabung dalam pawai bendera, termasuk Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich.

Bagi umat Islam, Al-Aqsa mewakili situs tersuci ketiga di dunia, sementara Yahudi menyebut area tersebut Bukit Bait Suci, dengan mengatakan bahwa itu tempat dua kuil Yahudi zaman kuno.

Israel menduduki Yerusalem Timur, dimana Al-Aqsa berlokasi, selama masa perang Arab-Israel pada 1967. Israel menganeksasi seluruh kota pada 1980 dalam sebuah tindakan yang tidak pernah diakui masyarakat internasional.

Sumber: Anadolu

Baca juga: MER-C sebut serangan rudal Israel rusak fasilitas RS Indonesia di Gaza

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023