Jakarta (ANTARA) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan bahwa proses pemilihan umum serentak harus disambut secara gembira, guyub, aman, dan nyaman, bukan ketegangan yang dapat memecah belah bangsa.

"MUI mengharapkan di situasi persiapan pemilihan umum serentak seluruh Indonesia, mengharapkan guyub, rukun, aman, nyaman, gembira, dan riang," ujar Wakil Ketua Umum MUI Marsudi Syuhud dalam acara Halal Bihalal MUI di Jakarta, Kamis.

Dalam kegiatan tersebut, nampak hadir sejumlah tokoh bangsa, tokoh agama, dan tokoh partai politik, di antaranya Menkopolhukam Mahfud MD, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Menko PMK Muhadjir Effendy, dan Ketua DPR Puan Maharani.

Ia mengatakan penyakit silaturahim adalah persaingan, baik bidang usaha, jodoh, maupun politik. Adanya persaingan tak sehat dapat menumbuhkan benih-benih perpecahan.

Baca juga: Wakil Ketua MPR apresiasi rencana MUI undang pimpinan parpol

Salah satu obat untuk meredam benih-benih tersebut, kata dia, berkumpul dengan memberikan kabar gembira.

Maka dari itu, kata Marsudi, kegiatan Halal Bihalal MUI ini menjadi jembatan bagi para tokoh bangsa dan agama untuk menyebarkan kabar bahagia.

"Hari ini MUI menyampaikan berita gembira dengan kumpulnya silaturahim dengan seluruh komponen bangsa Indonesia," kata dia.

Di sisi lain, ia mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk menggunakan hak pilih dan tidak menjadi golongan putih.

Pasalnya, ujar dia, memilih pemimpin sebagai salah satu ajaran agama.

Kepada para kontestan politik, Marsudi mendorong mereka untuk merancang program-program yang kreatif demi menarik perhatian masyarakat.

"Maka jangan sampai ada yang golput (golongan putih). Memilih presiden-wapres, memilih para wakil-wakil rakyat kita adalah bagian dari ajaran agama kita. Mari bersama-sama untuk terus mendorong pemilu ini jujur, aman, nyaman, gembira riang, nyoblos bersama-sama," katanya.

Baca juga: MUI ingatkan pemilu sehat butuh aturan dan wasit yang adil
Baca juga: Waketum MUI: Perlu memahami prinsip kemanusiaan untuk hidup bersama
Baca juga: Waketum MUI: Pendakwah hendaknya terus jaga nilai kebangsaan

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023