supaya benda-benda bersejarah tidak 'tercecer' di banyak tempat
Trenggalek, Jawa Timur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur berencana membangun museum untuk penyimpanan benda-benda bersejarah agar berbagai temuan benda yang memiliki nilai kesejahteraan maupun arkeologi bisa disimpan di satu tempat dengan aman dan lebih terkonsentrasi.

"Supaya benda-benda bersejarah tidak 'tercecer' di banyak tempat seperti sekarang," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Trenggalek Sunyoto di Trenggalek, Rabu.

Namun, ia belum menyebut besaran anggaran maupun lokasi yang akan dibangun museum dimaksud. Sunyoto mengatakan, rencana itu sudah masuk rancangan pembangunan jangka pendek. "Kami berharap bisa dibangun secepatnya," kata dia.

Dikatakan, saat ini banyak benda purbakala yang ditemukan di daerah itu kini disimpan di berbagai tempat berbeda sehingga pengawasan dan perawatannya tidak bisa optimal.

"Ada yang disimpan di kantor dinas seperti di aula, dalam kantor, ada pula di tempat-tempat lainnya. Misalnya, temuan arca di Kamulan saat ini masih tersimpan di balai desa setempat," kata Sunyoto.

Baca juga: Warga Trenggalek temukan benda purbakala berbentuk potongan arca
Baca juga: Arkeolog temukan arca struktur bata kuno di Situs Gondang Trenggalek


Belum adanya museum itu juga membuat pemerintah daerah belum dapat menyuguhkan secara langsung penemuan benda-benda purbakala itu kepada masyarakat dalam suatu wadah khusus.

Padahal benda-benda purbakala itu memiliki daya tarik wisata dan edukasi sejarah. Selama ini masyarakat tetap bisa melihat, namun di lokasi yang berbeda.

Benda purbakala yang ada hasil penemuan di wilayah Trenggalek cukup banyak. Ada yang berbentuk arca, struktur batu bata kuno hingga pernak-pernik kerajaan lainnya.

Sunyoto mencontohkan penemuan lima arca seperti arca Mahakala hingga Agastya pada Situs Gondang yang pertama kali ditemukan 2018.

Menurut keterangan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah XI Jawa Timur diduga benda purbakala itu memiliki usia lebih tua ketimbang Majapahit, yakni era Mataram Kuno kisaran abad ke X.

"Pada 2024 nanti kami rencanakan membuat museum mini, karena untuk membuat museum dari hasil koordinasi dengan Direktur Direktorat Kemendikbud harus ada pendahuluan museum mini. Rencananya di sekitar kantor sini,” pungkasnya.

Sebelumnya, Slamet Riyadi (77) warga Dusun Sendang Kamulyan Desa Kamulan di Kecamatan Durenan Trenggalek menemukan potongan arca diduga Durga Mahisa Suramardini era akhir Kerajaan Kediri saat menggali pondasi usai bermimpi ada sumur amblas di selatan rumahnya. Kini benda purbakala itu sementara waktu disimpan di balai desa setempat.

Baca juga: Situs Gondang Trenggalek diperkirakan peninggalan Mataram Kuno
Baca juga: Peneliti temukan pemukiman kuno di Trenggalek

 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023