Yerusalem (ANTARA) - Amerika Serikat dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat mengutuk seruan anti-Arab yang diteriakkan saat pawai tahunan di Kota Tua Yerusalem yang menarik puluhan ribu warga Israel ke jalan sehari sebelumnya.

Prosesi pengibaran bendera yang dijaga ketat polisi, melewati wilayah padat penduduk Palestina seperti Gerbang Damaskus dan Wilayah Bagian Muslim (Muslim Quarter), adalah acara utama Hari Yerusalem, ketika Israel memperingati perebutan bagian timur kota itu pada perang 1967.

Terlihat sekelompok pemuda Yahudi mengkonfrontasi dan memukul warga Palestina, menyerukan "Kematian untuk orang Arab" dan mengibarkan spanduk rasis. Sebelumnya pawai dimulai, banyak pemilik toko Palestina menutup usahanya mereka di sepanjang rute, karena takut dilecehkan.

"AS menentang tegas perkataan rasis dalam bentuk apapun. Kami mengutuk seruan kebencian seperti 'Kematian untuk orang Arab'," cuit juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller.

Warga Palestina dan jurnalis asing mengatakan peserta pawai melemparkan tongkat, bebatuan dan botol kepada mereka, hingga melukai beberapa di antaranya.

Utusan Timur Tengah PBB Tor Wennesland mengatakan dia terganggu dengan "seruan yang menghasut dan rasis" dari beberapa peserta dan menyesalkan serangan terhadap jurnalis.
Baca juga: Palestina peringatkan pawai bendera Israel akan picu ketegangan

Pada Jumat, video di media sosial, yang tidak dapat diverifikasi Reuters, menunjukkan perkelahian dan lemparan batu antara warga Palestina dengan pemuda Yahudi hingga konfrontasi sempat berkobar lagi di gang-gang sempit Kota Tua.

Layanan ambulans Israel mengatakan merawat dua orang akibat luka ringan dari lemparan batu pada Jumat. Polisi mengatakan mereka menggunakan alat pembubaran kerusuhan, serta terdapat satu petugas kepolisian yang mengalami luka-luka.

Dalam beberapa tahun belakangan, pawai tahunan Hari Yerusalem telah menjadi pertunjukan kekuatan oleh warga Yahudi.

Warga Palestina mengatakan kegiatan itu adalah provokasi yang ditujukan untuk merusak ikatan mereka dengan kota itu. Pada 2021, pawai itu memicu perang 11 hari dengan kelompok Islam Hamas di Gaza.

Israel, yang menganeksasi Yerusalem Timur beberapa dekade lalu dalam tindakan yang tidak pernah disetujui internasional, menganggap seluruh kota sebagai ibukotanya yang "abadi dan tak terbagi".

Sementara Palestina menginginkan Yerusalem Timur yang direbut pada 1967, sebagai ibukota negara di masa depan yang juga mencakup Tepi Barat dan Gaza.

Sumber: Reuters

Baca juga: Eks tentara Israel kembalikan kunci Al Aqsa yang dicuri 56 tahun lalu
Baca juga: 17 Warga Palestina ditangkap polisi Israel di Yerusalem Timur

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023