ASEAN menjadi wilayah yang damai, kompetitif, yang memang mampu menghadang dua blok, Barat dan Timur, berebut negara di kawasan.
Bengkulu (ANTARA) - Pakar politik sekaligus akademikus Universitas Bengkulu Dr. Panji Suminar menyatakan pasca-Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN, Indonesia menunjukkan kelayakan memimpin kawasan dalam mencegah sumbu konflik di kawasan Asia Tenggara.
 
"KTT yang digelar berhasil dengan baik, sikap negara-negara di kawasan memandang Indonesia sebagai negara bisa menjadi lokomotif. Sebetulnya, dari dahulu sejarahnya begitu, negara-negara ASEAN itu memandang bahwa Indonesia itu sebagai negara yang punya pengaruh yang besar di kawasan Asia Tenggara, terlebih dengan suksesnya KTT ini," kata Panji Suminar di Bengkulu, Sabtu.
 
ASEAN, kata dia, berpotensi menjadi sumbu konflik yang membahayakan kawasan. Kondisi Laut China Selatan seperti api dalam sekam yang sewaktu-waktu bisa pecah konflik kepentingan, politik, dan keamanan.
 
Menurut dia, wilayah Laut China Selatan seperti api di dalam sekam karena potensi konfliknya tinggi,  misalnya Tiongkok punya kepentingan, kemudian Amerika juga, begitu juga dengan wilayah Asia Tenggara, Tiongkok dengan Vietnam, Tiongkok dengan Filipina, maupun dengan Kamboja.
 
Indonesia sendiri, lanjut Panji Suminar, merupakan negara besar di kawasan, baik dari jumlah penduduk, keberagaman, maupun luas wilayah. Situasi ekonomi Indonesia cukup stabil meski diterpa gejolak politik dan keamanan dunia, bahkan juga dihantam pandemi.
 
Namun, kata dia, kondisi ekonomi Indonesia masih stabil di tengah situasi tersebut. Tidak hanya itu kondisi geopolitik dan keamanan Indonesia juga stabil. Hal itu tentu menjadi rujukan dari negara-negara di ASEAN.

Oleh karena itu, dia menegaskan bahwa Indonesia pantas memimpin ASEAN guna memanajemen pencegahan sumbu konflik di kawasan.
 
Tinggal, menurut Panji, Indonesia harus menunjukkan politik luar negeri yang berkarakter, menyambut ekspektasi negara di kawasan dalam mengonsolidasikan ASEAN menjadi kawasan yang bebas dari pengaruh negara-negara adikuasa.
 
"ASEAN menjadi wilayah yang damai, kompetitif, yang memang mampu menghadang dua blok, Barat dan Timur, berebut negara di kawasan demi kepentingan politik mereka," ujar Panji.
 
Penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-42 ASEAN digelar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tanggal 10—11 Mei 2023.
 
Sejumlah isu dibahas, di antaranya soal keterhubungan ASEAN, komunitas politik dan keamanan ASEAN, isu regional dan internasional, serta beberapa isu penting lainnya.

Baca juga: Indonesia akan pimpin diskusi HAM dalam Pertemuan ke-37 AICHR
Baca juga: ASEAN kirim bantuan kemanusiaan untuk korban Topan Mocha di Myanmar

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2023