Hiroshima, Jepang (ANTARA) - Negara-negara Kelompok Tujuh (Group of Seven/G7) mengakhiri pertemuan mereka yang digelar selama tiga hari di Hiroshima, Jepang, pada Minggu (21/5), di tengah sejumlah aksi protes yang dilakukan banyak pengunjuk rasa dengan turun ke jalan.

Setelah melakukan aksi protes selama berhari-hari, ratusan demonstran dari dalam maupun luar negeri pada Minggu berunjuk rasa menentang komunike para pemimpin G7 dan dokumen lainnya yang diadopsi dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Hiroshima, kota yang pernah dihancurkan oleh bom atom Amerika Serikat (AS) pada Perang Dunia II.

Sejumlah plakat dan spanduk bertuliskan "Tidak untuk Konferensi bertema Perang", "Lepaskan Ukraina", dan "Tidak untuk aliansi militer Jepang-AS" terlihat di Taman Fukuromachi, yang menjadi lokasi berkumpulnya para pengunjuk rasa pada Minggu pagi waktu setempat, tidak jauh dari Taman Monumen Perdamaian yang ditutup karena kunjungan para pemimpin KTT G7.
 
   (Xinhua)


Meneriakkan slogan-slogan seperti "Tidak untuk Perang" dan "Hancurkan KTT G7 Hiroshima", mereka berunjuk rasa di jalan-jalan utama di Hiroshima, yang dipenuhi oleh ratusan petugas polisi antihuru-hara.

Terjadi konflik fisik antara para demonstran dengan petugas polisi di jalan raya pusat kota, dengan salah satu pengunjuk rasa ditangkap. Namun, aksi unjuk rasa dilanjutkan beberapa menit kemudian.

"Singkatnya, ini memang bukanlah KTT damai," kata Ryo Miyahara, ketua kelompok warga Hiroshima sekaligus penyelenggara aksi protes, kepada Xinhua di lokasi demonstrasi.

Dalam pidato publik mereka selama aksi protes pada Minggu, beberapa pengunjuk rasa menuduh KTT G7 Hiroshima sebagai konferensi bertema perang yang disponsori oleh hegemonisme usungan AS pada bagian intinya, dan pemerintah Jepang dengan kejam menginjak-injak pandangan para korban bom atom dan penduduk setempat dengan mengadakan pertemuan semacam itu di Hiroshima.

"Kami tidak akan menoleransi KTT semacam itu," imbuh para pengunjuk rasa.
 
   (Xinhua)


Selain berjanji untuk mendukung Ukraina "selama yang dibutuhkan" dalam pernyataan gabungan final, negara-negara G7 yang dipimpin oleh AS juga mengumumkan langkah-langkah spesifik untuk menjatuhkan sanksi terhadap Rusia dalam pernyataan mandiri terkait Ukraina pada Jumat (19/5), sebelum kunjungan langsung Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mulai Sabtu (20/5).

Pada Minggu malam waktu setempat, Presiden AS Joe Biden mengumumkan paket bantuan militer baru untuk Ukraina senilai 375 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp14.936) usai Biden bertemu dengan Zelensky di sela-sela KTT G7 tersebut.

G7 beranggotakan AS, Inggris, Italia, Prancis, Jerman, Kanada, dan Jepang.

Para pemimpin dari Korea Selatan, Brasil, Australia, Vietnam, Indonesia, India, Komoro, Kepulauan Cook, dan beberapa organisasi internasional turut diundang ke pertemuan yang berlangsung selama tiga hari tersebut.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023