New York City (ANTARA) - Investigasi kriminal di Negara Bagian Texas, Amerika Serikat (AS), atas respons ragu-ragu polisi pada insiden penembakan di Sekolah Dasar Robb masih berlangsung saat Rabu (24/5) menandai satu tahun sejak seorang pria bersenjata membunuh 19 anak dan dua guru di dalam ruang kelas empat di Uvalde, demikian The Associated Press (AP) melaporkan pada Senin (22/5).

"Investigasi yang masih berlangsung menggarisbawahi perdebatan yang tak berkesudahan atas penembakan di sekolah paling mematikan di Texas dan bagaimana hari-hari setelah serangan itu dirusak oleh pihak berwenang yang memberikan laporan tidak akurat dan bertentangan mengenai sejumlah upaya yang dilakukan untuk menghentikan seorang remaja pria bersenjata yang menggunakan senapan model AR," kata laporan itu.

Investigasi itu berjalan seiring dengan gelombang baru kemarahan publik di AS atas kekerasan senjata api, berbagai seruan baru untuk peraturan senjata api yang lebih ketat dan gugatan hukum atas pihak berwenang di Uvalde yang terus menahan catatan publik terkait penembakan tersebut dan respons polisi, sebut laporan AP.

Sebuah laporan yang memberatkan dari anggota parlemen Texas menyatakan hampir 400 petugas dari berbagai lembaga federal, negara bagian, dan lokal terlibat dalam insiden tersebut.

Temuan itu mengungkapkan bagaimana petugas kepolisian bersenjata lengkap menunggu lebih dari satu jam untuk menghadapi dan membunuh pria bersenjata berusia 18 tahun itu. Laporan tersebut juga menuding polisi gagal "memprioritaskan penyelamatan nyawa orang-orang tak bersalah atas keselamatan mereka sendiri," menurut laporan AP.

Sedikitnya lima petugas yang menjalani investigasi setelah penembakan tersebut dipecat atau mengundurkan diri, meskipun pertanggungjawaban lengkapnya tidak jelas. Setelah serangan tersebut, Kepala Departemen Keamanan Publik Texas Steve McCraw banyak menyalahkan kepala polisi sekolah Uvalde, yang kemudian dipecat, imbuh laporan tersebut.

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023