New York City (ANTARA) - Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) Amerika Serikat (AS) mengeluarkan anjuran kepada masyarakat bahwa negara itu masih diliputi lingkungan yang sarat ancaman dengan terorisme.

DHS menyebutkan bahwa ancaman terorisme itu didorong oleh serangkaian serangan atau plot bermotif rasial dan etnis dalam beberapa bulan terakhir.

"Pandangan pro-Nazi yang diyakini oleh pria bersenjata yang membunuh delapan orang di Allen, Texas, pada bulan ini merupakan bagian dari tren yang sedang berkembang di kalangan para ekstremis yang memperlihatkan atribut nasionalis kulit putih di AS dan luar negeri," kata laporan CNN terkait anjuran tersebut, yang dirilis pada Rabu (24/5), mengutip pernyataan seorang pejabat senior DHS.

Laporan itu mengungkapkan bahwa pejabat-pejabat DHS juga menyampaikan bahwa mereka sedang memantau tanda-tanda kekerasan ekstremis dalam persiapan pemilihan presiden (pilpres) AS 2024 mengingat pemberontakan mematikan pada 6 Januari 2021.

Meski belum ada laporan ancaman langsung atau spesifik terkait pilpres AS 2024, jika para ekstremis mulai membahas potensi hasil pilpres 2024 menggunakan istilah "eksistensial" atau "apokaliptik".

"Maka hal itu jelas meningkatkan kekhawatiran kami bahwa mungkin ada individu yang akan bertindak berdasarkan ancaman eksistensial itu," kata CNN, melansir pernyataan pejabat senior DHS tersebut kepada awak media.

National Terrorism Advisory System Bulletin menjadi sarana utama DHS untuk memberikan informasi terbaru perihal ancaman terorisme kepada masyarakat setiap beberapa bulan sekali.

Menurut laporan tersebut, edisi terbaru buletin itu menyampaikan hal serupa dengan edisi November lalu, yakni para pejabat mengkhawatirkan keberadaan para penyerang tunggal (lone-wolf attacker) yang dimotivasi oleh berbagai ideologi.

Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2023