Manila (ANTARA) - MANILA, 28 Mei (Xinhua) -- Foto seorang anak laki-laki yang mengemis di ibu kota Filipina, Manila, menggunakan kode QR menjadi viral di media sosial, mendorong lembaga pemerintah setempat untuk mengeluarkan peringatan tentang kemungkinan adanya sindikat yang memanfaatkan anak jalanan untuk menipu masyarakat.

Seorang warganet, yang sempat bertemu dengan bocah tersebut, mengatakan bahwa pengemis cilik itu langsung menyodorkan kode QR ketika diberi tahu bahwa mereka tidak memiliki uang koin.

"Pada awalnya kami tertawa, jadi kami memeriksa apakah kode QR itu berfungsi, dan ternyata itu sungguhan, dan terhubung ke akun atas nama Beverly," kata warganet itu dalam unggahan di akun Facebook-nya.

Komisi Antikemiskinan Nasional (National Anti-Poverty Commission/NAPC) Filipina pada Jumat (26/5) memperingatkan masyarakat bahwa sindikat kriminal kemungkinan merupakan dalang dari perbuatan tersebut.

"Ada sindikat di balik aktivitas ini. Sindikat itu mengangkut para pengemis ini dengan mobil van, kemudian menurunkan mereka di jalanan, dan mengumpulkan mereka kembali pada malam hari," kata Wakil Ketua NAPC Reynaldo Tamayo kepada saluran televisi setempat.

Tamayo mengatakan bahwa orang tua dari anak-anak yang mengemis di jalanan ini dapat menghadapi ancaman denda dan hukuman penjara maksimal dua tahun jika terbukti bersalah.

Otoritas Statistik Filipina mengatakan 18,1 persen dari hampir 110 juta penduduk Filipina hidup di bawah garis kemiskinan.

Keberadaan pengemis di jalanan Manila semakin terlihat pada masa liburan Natal. Mereka akan mengetuk jendela mobil untuk meminta uang receh.

Setiap tahun, departemen kesejahteraan sosial pemerintah menyediakan "berbagai kebutuhan dasar" bagi para pengemis dan menjauhkan mereka dari jalanan sebelum memulangkan mereka kembali ke provinsi. 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023