Jakarta (ANTARA) -
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI M. Nabil Haroen (Gus Nabil) mengatakan bahwa Pancasila sebagai nilai utama keindonesiaan dan kebangsaan harus menjadi aksi untuk persatuan dan kesatuan.

"Pada saat ini, Pancasila harus menjadi aksi, sebagai gerakan. Nilai-nilai utama untuk persatuan dan kesatuan bangsa harus diutamakan dengan mazhab politik-ekonomi-kebudayaan yang memperjuangkan kesejahteraan Indonesia," kata dia dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Kamis.
 
Menurut dia, Pancasila telah merangkum aspek moral, spiritual, sekaligus penggerak kebangsaan Indonesia.
 
"Pikiran Bung Karno serta dialektika dengan berbagai 'founding fathers' bangsa Indonesia terangkum dalam nilai-nilai utama Pancasila," kata Gus Nabil.
 
Selain itu, katanya, Pancasila mengajarkan bahwa aspek spiritualitas dan kebangsaan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan.

Baca juga: Ketua DPR ingatkan pentingnya aktualisasi Pancasila pada generasi muda
Baca juga: Presiden pimpin Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila
 
Oleh karena itu, Gus Nabil menyebut kelompok religius dan nasionalis di Indonesia harus berkolaborasi untuk memaksimalkan kekuatan bangsa.
 
"Bung Karno menekankan bahwa kekuatan kelompok nasionalis dan religius merupakan kekuatan bangsa. Pada konteks sekarang, kolaborasi kelompok Islam dan nasionalis menjadi tulang punggung bangsa," kata dia.
 
Dia mengatakan persatuan kelompok nasionalis dan religius Islam telah terbukti dalam beberapa dekade sejarah menjadi kekuatan utama bangsa ini.
 
"Pada sisi kelompok Islam, komitmen Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah menjadi bukti nyata," ujarnya.
 
Gus Nabil menambahkan menjelang tahun politik 2024, kesatuan dan kolaborasi kelompok nasionalis dan religius menjadi penopang utama persatuan bangsa.
 
Atas dasar itu, ia mengingatkan jangan sampai ada usaha memecah belah bangsa hanya karena kepentingan politik jangka pendek.
 
"Kita memperingati Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 2023 dengan semangat untuk meningkatkan kesejahteraan dan memperjuangkan martabat bangsa Indonesia secara global," tambah dia.

Pewarta: Fath Putra Mulya
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2023