Katmandu (ANTARA News) - Ratusan pakar satwa liar berpiranti kamera canggih pada Selasa mulai menyisir hutan di dataran Nepal selatan untuk menghitung harimau yang terancam punah di taman-taman nasionalnya.

Survei itu sangat penting untuk perencanaan strategi melipatgandakan jumlah harimau Royal Bengal di Nepal pada 2022 seperti yang dijanjikan Pemerintah Nepal.

Nepal saat ini menjadi rumah bagi 176 harimau yang terancam punah akibat perburuan liar dan hilangnya habitat.

Sensus itu akan dilakukan di beberapa taman nasional di Nepal selatan - cagar alam yang terhampar sampai ke negara tetangga, India, yang akan melakukan survei serupa pada bagiannya di perbatasan.

"Penghitungan simultan itu akan membantu menghindari dua kali penghitungan pada harimau sama yang berpindah dari satu sisi ke sisi lain, saat gerakannya ditangkap oleh kamera lain di sisi lain," kata Maheshwar Dhakal, ahli ekologi di Departemen Suaka Margasatwa dan Taman Nasional Nepal.

"Dengan cara ini temuan bisa mendekati akurat," katanya seperti dikutip Reuters.

Menurut Dhakal, teknisi akan menempatkan perangkap kamera sepanjang jalur harimau untuk menangkap gambar mereka saat mereka bergerak.

Ribuan harimau pernah berkeliaran di hutan-hutan Bangladesh, India dan Nepal. Tapi jumlah mereka menurun drastis menjadi hanya sekitar tiga ribu harimau sekarang, kata ahli satwa liar.

Salah satu tantangan besar untuk kelangsungan hidup satwa-satwa itu adalah perdagangan ilegal bagian tubuh harimau akibat tingginya permintaan untuk pengobatan tradisional China.

Pada 2010, pemerintah Nepal berkomitmen melipatgandakan jumlah harimau pada 2022 dengan meningkatkan upaya konservasi sebagai bentuk komitmennya kepada masyarakat internasional. Sensus akan menjadi bagian penting dari perencanaan strategis untuk mencapai tujuan itu.

"Sebagai bagian dari komitmen, kami harus meningkatkan jumlah harimau menjadi 250 dalam delapan tahun," kata Dhakal, yang koordinator teknis proyek perhitungan harimau.

"Mencapai itu mungkin jika kami dapat mengendalikan perburuan liar, melindungi habitat dan melibatkan masyarakat setempat dalam konservasi," katanya.

(Uu.G003)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013