Jakarta (ANTARA) - Platform kredit digital Kredivo bekerja sama dengan perusahaan yang satu grup dengannya, KrediFazz, bekerja sama memperkuat edukasi soal teknologi finansial (tekfin) ke pengguna.

Hal tersebut merupakan tindak lanjut atas peningkatan jumlah pengguna baru. Pada 2022, Kredivo mencatat kenaikan jumlah pengguna baru sebesar 65 persen year-on-year (yoy), sedangkan peningkatan jumlah pengguna baru KrediFazz tercatat mencapai 30 persen.

Wakil Direktur Senior Pemasaran dan Komunikasi Kredivo Indina Andamari dalam siaran pers, Selasa, mengatakan minat terhadap layanan keuangan digital yang semakin meningkat perlu diimbangi dengan edukasi, terutama mengenai manfaat dan risiko penggunaan tekfin agar tercipta ekosistem yang sehat di industri.

"Pada kesempatan ini, kami ingin melanjutkan komitmen kami untuk terus memberikan edukasi mengenai tekfin agar pengguna maupun calon pengguna dapat memaksimalkan fasilitas Paylater secara optimal serta bijak," kata Indina.

Baca juga: Edukasi finansial harus dimulai sejak dini

Melihat bahwa perkembangan tekfin di Indonesia semakin didominasi anak muda, edukasi pun dilakukan dengan menyambangi para mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta pada akhir Mei lalu, sebagai bagian dari rangkaian program literasi keuangan dan digital Generasi Djempolan yang telah mengedukasi ribuan generasi muda yang tersebar di 10 kota sejak 2020.

Dalam kegiatan tersebut, Direktur Utama KrediFazz Anita Wijanto mengimbau mahasiswa untuk dapat menerapkan prinsip responsible borrowing (bijak meminjam) dan smart spending (bijak menghabiskan) guna mencegah mereka terjerumus ke dalam tindakan konsumtif-impulsif yang berisiko gagal bayar.

"Jika sudah mengalami gagal bayar di lembaga keuangan manapun termasuk fintech, tentunya akan mempengaruhi kelayakannya untuk mengambil kembali produk keuangan di masa depan," kata Anita.

Responsible borrowing merupakan prinsip dalam mengambil pinjaman dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan finansial pengguna secara hati-hati dan bijaksana.

Sementara itu, smart spending merupakan prinsip berbelanja atau menggunakan uang yang cerdas dan efektif, dengan mempertimbangkan skala prioritas kebutuhan dengan bijak.

Kegiatan edukasi tersebut juga dihadiri oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI).

Direktur Eksekutif AFPI Kuseryansyah menilai kegiatan tersebut dapat membuat mahasiswa lebih manfaat dan risiko penggunaan tekfin sekaligus mengembangkan kemampuan mereka dalam membuat keputusan keuangan yang cerdas.

"Harapan kami, acara literasi ini dapat memotivasi mahasiswa untuk turut serta menjadi edukator mengenai fintech ke masyarakat yang lebih luas," ujar Kusyeryansyah.

Baca juga: Perempuan sering hadapi tantangan unik dalam berinvestasi, apa saja?

Baca juga: Kiat mengenalkan pengelolaan keuangan pada anak-anak

Baca juga: OJK berdayakan perempuan pelaku UMKM lewat edukasi keuangan

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023