Beijing (ANTARA) - Total impor dan ekspor China meningkat 4,7 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 16,77 triliun yuan (1 yuan = Rp2.084) dalam lima bulan pertama 2023, menunjukkan ketahanan yang berkelanjutan di tengah lesunya permintaan eksternal.

Ekspor China tumbuh 8,1 persen (yoy) dan impor naik 0,5 persen (yoy) dalam lima bulan pertama tahun ini, demikian disampaikan Administrasi Umum Kepabeanan (General Administration of Customs/GAC) China pada Rabu (7/6).

Dalam dolar AS, total perdagangan luar negeri mencapai 2,44 triliun dolar AS (1 dolar AS = Rp14.839) pada periode tersebut.

Pada Mei saja, perdagangan luar negeri meningkat 0,5 persen (yoy), menandai pertumbuhan perdagangan luar negeri selama empat bulan berturut-turut, menurut GAC.

Dari Januari hingga Mei, perdagangan dengan negara-negara anggota perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) menyaksikan pertumbuhan yang stabil, yang mewakili lebih dari 30 persen total perdagangan luar negeri China, tunjuk data GAC.

Tingkat pertumbuhan perdagangan China dengan negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Uni Eropa (UE) masing-masing mencapai 9,9 persen dan 3,6 persen.

Perdagangan China dengan negara-negara di sepanjang Sabuk dan Jalur Sutra meningkat 13,2 persen (yoy) menjadi 5,78 triliun yuan pada periode tersebut.

Secara khusus, perdagangan dengan lima negara Asia Tengah, yakni Kazakhstan, Kirgizstan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan, melonjak 44 persen (yoy), lanjut GAC.

Pada periode Januari-Mei 2023, impor dan ekspor oleh perusahaan swasta melonjak 13,1 persen menjadi 8,86 triliun yuan, menyumbang 52,8 persen dari total impor-ekspor China.

Berdasarkan jenis barang, ekspor produk mekanik dan elektrik tumbuh 9,5 persen, mencakup 57,9 persen dari total ekspor.

China telah memperkenalkan serangkaian langkah kebijakan untuk menstabilkan skala tersebut dan mengoptimalkan struktur perdagangan luar negeri, yang telah membantu para pelaku bisnis untuk secara aktif menanggapi tantangan yang ditimbulkan oleh melemahnya permintaan eksternal dan secara efektif merebut peluang pasar, kata Lyu Daliang, seorang pejabat GAC.

Kementerian Perdagangan China pada Senin (5/6) mengatakan bahwa negara tersebut sedang membangun pasar domestik terpadu yang berorientasi global dan sepenuhnya terbuka. Pasar terpadu ini akan menyediakan lingkungan yang lebih baik dan arena yang lebih besar untuk berbagai entitas pasar, termasuk perusahaan investasi asing.

Pameran ekonomi, pameran perdagangan, dan mekanisme kerja khusus untuk proyek investasi asing utama akan dimanfaatkan dengan cara yang lebih baik guna menyediakan lebih banyak platform dan layanan yang lebih baik, menurut kementerian itu.

Guna menjaga stabilitas perdagangan luar negeri, China akan menciptakan lebih banyak peluang, menstabilkan perdagangan produk-produk vital, serta mendukung perusahaan perdagangan luar negeri.

Untuk meningkatkan struktur perdagangan luar negeri, China akan merumuskan standar ramah lingkungan dan rendah karbon untuk beberapa produk perdagangan luar negeri, memandu perusahaan untuk memanfaatkan kebijakan pajak terkait ekspor retail e-commerce lintas perbatasan dan meningkatkan efisiensi perizinan bea cukai.


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2023