Kolaborasi antara UI dan para pelaku industri di Kawasan Industri Kendal dapat semakin terbuka
Depok (ANTARA) -
Universitas Indonesia (UI) menjalin kerja sama dengan PT Kawasan Industri Kendal mengembangkan produk inovasi yang dihasilkan industri besar berorientasi ekspor di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, Jawa Tengah.

"Kolaborasi antara UI dan para pelaku industri di Kawasan Industri Kendal dapat semakin terbuka," kata Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi UI, Nurtami, Ph.D., di Kampus UI Depok, Jawa Barat, Jumat.
 
Kerja sama ini memungkinkan UI melakukan penelitian untuk lokalisasi produk yang sebelumnya diimpor (substitusi impor) dan penelitian pengembangan untuk produk baru yang akan diekspor.
 
UI membantu pengembangan KEK Kendal yang saat ini memiliki banyak tenant Perusahaan Modal Asing (PMA) dengan lebih dari 80 ribu tenaga kerja.
 
Menurutnya, sebagaimana amanat yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo, universitas harus bekerja sama dengan industri. Riset-riset yang dikerjakan oleh akademisi harus sampai pada tahap hilir atau tahap produksi dengan mitra industri.
 
"Dengan hadirnya tim Kawasan Industri Kendal ini akan menjadi awal kerja sama UI dengan KEK Kendal. Semoga kolaborasi ini bisa terus berkembang, terutama untuk beberapa kekuatan UI di bidang kesehatan, rekayasa keteknikan, dan farmasi," katanya.
 
"Kami juga akan bekerja sama dengan teman-teman dari rumpun ilmu sosial-humaniora untuk kajian pasarnya. Jadi, yang akan terlibat banyak, mulai dari pelaku inovasi hingga tim yang mengadvokasi masalah lingkungan dan pasar," tambah Nurtami.
 
Kolaborasi UI dan PT Kawasan Industri Kendal juga diharapkan dapat meningkatkan skill para inventor. Keterbatasan kekuatan laboratorium di universitas sering menjadi kendala untuk pengembangan inovasi.
 
Oleh karena itu, dengan menggandeng mitra industri, para inventor dapat menghasilkan produk-produk yang lebih digemari oleh pasar dan mampu memperluas ekosistem inovasi, baik dengan mitra nasional maupun internasional.
 
Selain meningkatkan hasil produk inovasi, kerja sama ini juga ditujukan untuk mengurai hambatan yang menjadi kendala dalam pengembangan industri di KEK Kendal, terutama yang berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia (SDM).
 
Presiden Direktur PT Kawasan Industri Kendal, Stanley Ang Meng Fatt berharap sinergi ini dapat mengubah pandangan orang asing terhadap Indonesia sehingga Indonesia tidak lagi dikenal sebagai negara yang menyediakan tenaga kerja murah, tetapi negara dengan kualitas SDM unggul.
 
Kolaborasi UI dengan para pelaku usaha di Kawasan Industri Kendal akan menjadi peluang besar. Belajar dari pengalaman kami di China, pada tahun 1992 kami yang kesulitan memperoleh supply chain, akhirnya mendirikan pabrik di sebuah desa dan bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk mendidik warganya agar memiliki skill yang dibutuhkan.
 
"Desa tersebut akhirnya berkembang menjadi daerah pemasok bahan-bahan produksi. Kami ingin menerapkan hal itu di Indonesia. Bersama UI dan Pemkab, kita bisa bersama membangun dan memberikan edukasi sehingga pelaku industri tidak sekadar memproduksi barang, tetapi juga bisa mengembangkan usahanya lebih jauh lagi," kata Stanley.
 
Kerja sama yang dikembangkan UI bersama Kawasan Industri Kendal nantinya dapat berbentuk dua hal, yaitu kerja sama pengembangan dan kerja sama lisensi. UI akan menyediakan ide, teknologi, SDM, serta laboratorium. Sementara itu, calon mitra akan menyajikan data kebutuhan pasar, spesifikasi, hingga pengembangan atau investasi.
 
Sejauh ini, dari seluruh produk inovasi yang dihasilkan, UI unggul di bidang kesehatan, rekayasa keteknikan, energi, transportasi, dan pangan. Hal ini sejalan dengan enam bidang industri yang dikembangkan di Kawasan Industri Kendal, yaitu makanan, furnitur, fesyen, otomotif, elektronik, serta logistik dan pengemasan.


Baca juga: PGN pastikan pembangunan pipa gas Semarang-Kendal sesuai target
Baca juga: Airlangga: KEK Kendal daya tarik bagi investasi ke Jawa Tengah
Baca juga: Kemenperin: Kawasan industri di Kendal jadi percontohan nasional
 

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023