Palu (ANTARA) -
Direktur Rumah Sakit Umum (RS) Undata Palu, Sulawesi Tengah Herry Mulyadi menyebutkan kemungkinan operasi pengangkatan rahim korban asusila dibatalkan.
 
"Hasil CT scan bagus dan hasil pengobatan cukup signifikan serta menunjukkan hal-hal yang positif," kata Herry di Palu, Jumat, menyampaikan perkembangan hasil pengobatan korban asusila.
 
Ia mengemukakan RS Undata Palu terus memberikan pengobatan dan rencananya Bulan Juli kembali akan melakukan pemeriksaan untuk melihat perkembangan kesembuhan pasien.
 
"Reaksi obat yang diberikan cukup bagus, kami menunggu tiga pekan pengobatan lalu dilakukan pemeriksaan kembali, kalau hasilnya menunjukkan penyembuhan, maka operasi dibatalkan," ujarnya.

Baca juga: LPSK RI minta tidak berikan stigma negatif korban kekerasan seksual

Baca juga: DPRD Parimo minta kapolsek diduga berbuat asusila harus dihukum berat
 
Dikatakannya, tim dokter mempertimbangkan untuk melakukan operasi, dikarenakan faktor usia pasien. Jika dilakukan operasi maka ada efek negatif yang akan mempengaruhi tubuh kembang pasien.
 
Karena tindakan operasi merupakan langkah terakhir pemulihan kesehatan fisik, sehingga berbagai upaya telah dilakukan tim dokter untuk, dan hasil memberikan dampak positif.
 
"Mempertimbangkan jangka panjang untuk pasien sehingga tim medis kami mengambil tindakan yang berisiko paling kecil, akan ada efek jika terburu-buru melakukan operasi," ucapnya.
 
Pada pemulihan kesehatan, RS Undata Palu telah melibatkan psikolog dan dokter ahli jiwa untuk pemulihan trauma pasien.
 
"Kami memberikan pelayanan semaksimal mungkin untuk pasien, Insya Allah hasilnya semakin membaik supaya tindakan operasi dibatalkan, dan korban juga secepatnya bisa sembuh," demikian Herry.*

Baca juga: Kuasa hukum sebut korban dugaan asusila kapolsek enggan berdamai

Pewarta: Mohamad Ridwan/Kristina Natalia
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023