Ankara (ANTARA News) - Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan Selasa mengatakan bahwa ledakan kuat di satu minibus di perbatasan Suriah yang menewaskan 14 orang adalah serangan bom.

"Satu kendaraan sarat dengan bom mampu mencapai gerbang pabean kami karena gerbang pabean di sisi Suriah tidak bekerja dan tidak sedang dikendalikan," kata Erdogan kepada parlemen setelah insiden itu Senin.

Kendaraan itu meledak pada Senin di zona penyangga antara Turki, Cilvegozu, melintasi perbatasan Suriah dan pos Bab al-Hawa, yang disita oleh para pemberontak Suriah pada Juli.

"Apa yang kita lihat dalam rekaman itu bahwa itu adalah tempat parkir yang ramai dengan para pejalan kaki ... Siapa saja dapat melihat korban tewas yang parah," kata Menteri Kehakiman Sadullah Ergin kepada wartawan sebelumnya.

"Jadi kami percaya warga sipil adalah target yang jelas," tambah Ergin. "Saya mengutuk tindakan teror ini."

Pemerintah Turki mencari segala kemungkinan, termasuk klaim bahwa serangan itu mungkin telah dilakukan oleh media intelijen Suriah, kata laporan lokal.

Kelompok pembangkang dalam berbagai faksi pemberontak Suriah juga di bawah sorotan.

Penyeberangan Cilvegozu adalah salah satu dari tujuh pos di sepanjang perbatasan 910 kilometer Turki (560 mil) yang perbatasan dengan Suriah.

Ini adalah gerbang utama ke Suriah, dengan ratusan truk berbaris setiap hari untuk membawa bantuan kemanusiaan ke negara yang dilanda perang.

Rekaman video menunjukkan minibus itu tiba dari Suriah dan parkir dekat perbatasan 20 menit sebelum meledak, kata Menteri Dalam Negeri Muammer Guler.

Surat kabar Milliyet mengatakan, sekitar 50 kilogram TNT telah disimpan di kendaraan itu dan diledakkan dengan kendali jarak jauh.

Para pejabat menyebut jumlah korban setidaknya 14 orang, empat dari mereka orang Turki dan sisanya warga Suriah, sementara 25 lainnya terluka.

Hurriyet melaporkan bahwa tiga tersangka keluar dari mobil sebelum terjadi ledakan. Dua di antaranya masuk ke Suriah sementara yang ketiga memasuki Turki dan kini masih diburu.

Turki, satu kali adalah sekutu Suriah sekarang menentang keras rezim Presiden Bashar al-Assad, telah mengambil hampir 200.000 pengungsi dari konflik yang telah menewaskan lebih dari 60.000 warga Suriah dalam hampir dua tahun ini, menurut angka PBB. (AK)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013