Jakarta (ANTARA) - Pada 2 Juni, tepat pada hari Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) mulai berlaku di Filipina, Bea Cukai Chizhou di Provinsi Anhui, China timur, menerbitkan Surat Keterangan Asal (SKA) RCEP untuk sejumlah barang yang diekspor ke negara di Asia Tenggara tersebut.

Dengan dokumen itu, Anhui Xingxin New Materials Co., Ltd. menghemat tarif sebesar 28.000 yuan (1 yuan = Rp2.081) untuk ekspor 6,25 ton bahan kimia industri.

"Ini memangkas biaya kami dan membantu kami memperluas lebih lanjut pasar luar negeri," ujar Lyu Yuxiang, yang bertanggung jawab atas departemen suplai dan pemasaran perusahaan tersebut.

Selain Filipina, perusahaan itu juga memiliki hubungan dekat dengan mitra bisnis di negara-negara anggota RCEP lainnya seperti Vietnam, Thailand, dan Korea Selatan, yang didorong oleh sejumlah langkah fasilitasi perdagangan.

"Implementasi RCEP telah memberikan banyak manfaat bagi kami seperti pemangkasan tarif dan proses perizinan bea cukai yang cepat," kata Lyu, seraya menambahkan bahwa volume perdagangan luar negeri perusahaan itu telah melampaui 1,2 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp14.866) pada 2022 dan diperkirakan akan mencapai 2 juta dolar AS pada tahun ini.

Perkembangan RCEP yang stabil telah menyuntikkan optimisme yang kuat ke dalam perusahaan-perusahaan perdagangan luar negeri China. Dalam sebuah forum yang diadakan pada Jumat (9/6) dan Sabtu (10/6) di Kota Huangshan, Anhui, beberapa perwakilan bisnis menyuarakan keinginan untuk meningkatkan perdagangan dan investasi di negara-negara RCEP.

Yang Jun, Chairman Conch Group Co., Ltd., pemimpin dalam industri semen China, pada Jumat mengatakan bahwa perusahaan tersebut akan secara aktif mengembangkan perdagangan dengan lebih banyak negara anggota RCEP dan membangun rantai pasokan perdagangan RCEP yang berkualitas tinggi dan efisien.

"Di saat yang sama, kami juga akan memperkuat kerja sama industri, mengekspor kapasitas produksi canggih ke negara-negara anggota RCEP dan mempercepat pengembangan industri semen setempat dan konstruksi perkotaan," kata Yang.

Dengan tema Kerja Sama Regional untuk Masa Depan Saling Menguntungkan (Regional Cooperation for a Win-win Future), Forum Kerja Sama Pemerintah Daerah dan Kota Persahabatan RCEP 2023 (Huangshan) bertujuan meningkatkan rasa saling pengertian di antara pemerintah daerah negara-negara RCEP, serta mengeksplorasi peluang bisnis yang potensial.

Sebanyak 13 perjanjian di bidang perdagangan, budaya, dan kota persahabatan ditandatangani selama acara tersebut, dan sebuah hubungan provinsi persahabatan terjalin antara Provinsi Anhui di China dan Provinsi Attapeu di Laos.

RCEP mencakup 15 anggota, yakni 10 negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru. RCEP ditandatangani pada November 2020 dan mulai berlaku pada 1 Januari 2022, dengan tujuan untuk secara bertahap menghapus tarif lebih dari 90 persen barang yang diperdagangkan di antara para anggotanya.

Pada 2022, perdagangan antara China dan anggota RCEP lainnya meningkat 7,5 persen secara tahunan (year on year) menjadi 12,95 triliun yuan, menyumbang 30,8 persen dari total nilai perdagangan luar negeri negara tersebut, menurut Administrasi Umum Kepabeanan China.

"Saya senang melihat statistik yang menunjukkan bahwa pertumbuhan perdagangan luar negeri China dengan negara-negara RCEP juga mencakup peningkatan perdagangan dengan negara-negara anggota ASEAN. Sebagai contoh, perdagangan China dengan Indonesia, Singapura, Myanmar, Kamboja, dan Laos tumbuh lebih dari 20 persen setiap tahunnya," ujar Kao Kim Hourn, Sekretaris Jenderal ASEAN, via tautan video dalam forum tersebut pada Jumat.

"Angka-angka itu menunjukkan manfaat ekonomi dari Perjanjian RCEP," imbuhnya. 

 

Pewarta: Xinhua
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2023