Geladak Kapal Tan Suo Yi Hao (ANTARA) - Para arkeolog yang menjadi anggota tim itu harus menduga-duga dan meretas jalannya sendiri.

BUKAN PEKERJAAN MUDAH

Dengan mempertimbangkan kompleksitas arkeologi laut dalam, tim arkeolog menyusun rencana yang cermat mengenai   hampir setiap aspek pekerjaan mereka. Mulai pembersihan dan pengangkutan relik, hingga pemformatan jurnal kerja masing-masing anggota. Semua detail didiskusikan oleh semua anggota tim sebelum rencana aksi yang benar-benar matang, diputuskan.

"Situasi yang tak terduga bisa muncul kapan saja," ungkap Song Jianzhong, kepala misi itu. "Ini sungguh perjalanan yang sulit bagi semua orang, dan berbagai tantangan besar menanti kami."

Setiap penyelaman memakan waktu sekitar delapan hingga sembilan jam yang membuat para arkeolog bekerja dalam konsentrasi tinggi untuk mengamati, merekam, dan menganalisis status situs tersebut. Sementara itu, pilot kapal selam tersebut, sesuai dengan instruksi para ahli, melakukan tugas seperti pengukuran laser dan perekaman video multisudut, serta mengumpulkan sampel dan relik dengan tangan robotik pada kapal selam tersebut.

Pekerjaan itu dilakukan dengan ketekunan dan kehati-hatian yang sangat tinggi.

"Dalam banyak hal, tidak ada kesempatan kedua, satu kesalahan saja bisa menyebabkan konsekuensi yang tidak dapat diubah," kata Li Hangzhou, sang pilot kapal selam, seraya menambahkan bahwa semua pilot kapal selam mempertahankan standar tertinggi selama misi ini.

Teknologi tinggi juga memainkan peran penting.

Misalnya, untuk menentukan lokasi terbaik dalam mengumpulkan sampel di area luas yang menjadi tempat tersebarnya relik, Yue Chaolong, salah seorang anggota grup kompilasi informasi tim itu, menggunakan teknologi penjahitan (stitching) gambar digital tiga dimensi untuk memproses rekaman visual dari setiap penyelaman dan menghasilkan peta panorama situs tersebut.

MELAMPAUI IMPIAN

Tahap investigasi pertama ternyata berhasil.

Selain relik-relik yang dikumpulkan, tim juga melakukan pemindaian laser 3D dan stitching material visual pada area penumpukan inti kedua kapal karam tersebut.

Misi ini juga melakukan sejumlah eksperimen dan menggunakan berbagai teknologi canggih, seperti pemosisian long-baseline dan gripper robotik lunak, untuk arkeologi laut dalam. Selain itu, dengan menyimpan jurnal terinci, laporan ilmu pengetahuan, dan formulir pendaftaran relik yang diamankan, tim telah meningkatkan protokol kerja untuk arkeologi laut dalam.

Zhang Ninghao, wakil kepala misi lainnya, mengatakan bahwa akhir dari tahap penyelidikan ini merupakan awal yang baru.

Bagi tim itu, penyelidikan tersebut merupakan pengingat ampuh mengenai seberapa banyak misteri peradaban yang tersembunyi di bawah gelombang laut.

Mengingat kembali setelah menyelesaikan satu penyelaman, arkeolog Deng Qijiang yang juga wakil kepala misi ini berkata, "Saya mungkin sudah ratusan kali, bahkan ribuan kali, memimpikan hal ini, tetapi yang ini jauh melampaui impian saya."

(Reporter video: Li Duojiang; editor video: Wu Yao, Zhao Xiaoqing)

Pewarta: Xinhua
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023