New York (ANTARA) - Salah satu "pencapaian mengesankan" Amerika Serikat dalam puluhan tahun terakhir ini adalah bagaimana negara ini memperlebar ketimpangan ekonomi, meskipun mengalami periode "mundur" dalam mana tingkat ketimpangan ekonomi berkurang namun diikuti oleh "perbaikan" yang menghasilkan tingkat ketidaksetaraan yang lebih besar, tulis sebuah artikel yang diterbitkan laman CounterPunch pada Jumat (9/6).

"Memperlebar ketimpangan ekonomi sudah menjadi usaha bipartisan (Demokrat dan Republik)," tulis artikel itu (dalam nada sinis). "Langkah-langkah Partai Demokrat dan Partai Republik yang tengah berkuasa telah memperlebar ketimpangan ekonomi karena para pemimpin mereka sama-sama memperjuangkan kepentingan orang kaya dan berkuasa dengan mengorbankan kelas menengah dan pekerja."

Selain itu, menurut laman tersebut, sekalipun ada pertumbuhan dalam keragaman kelas penguasa, ketimpangan ekonomi terus melebar.

"Kekayaan adalah nilai dari  yang dimiliki seseorang dikurangi utang. Banyak orang berutang lebih besar pasak dari pada tiang. Mereka memiliki kekayaan negatif. Lalu ada orang-orang di posisi puncak yang berperan sangat besar dalam keberhasilan negara kita dalam mencapai tingkat ketimpangan ekonomi yang begitu tinggi," lanjut artikel itu.

Data Dewan Federal Reserve menunjukkan bahwa pada 1989, kekayaan 0,1 persen warga tercatat 2,26 kali lebih besar dari 50 persen warga paling miskin Amerika Serikat.

Pada akhir 2022, nilai kepemilikan mereka mencapai 17,6 triliun dolar AS (Rp261.814 triliun) atau  lebih dari empat kali lebih besar nilai kekayaan 50 persen penduduk termiskin AS yang mencapai  4,16 triliun dolar AS (Rp61.883 triliun), pungkas laman tersebut.


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023