Kita harus merubah pola pikir bahwa kita harus memilah sampah organik dan anorganik di rumah
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mendorong perubahan pola pikir masyarakat dalam memilah sampah sebagai upaya untuk mengatasi masalah timbulan sampah di Indonesia.
 
Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 KLHK Rosa Vivien Ratnawati mengatakan mengubah pola pikir tidak mudah, sehingga hal itu masih menjadi tantangan dalam upaya penanganan sampah.
 
"Kita harus merubah pola pikir bahwa kita harus memilah sampah organik dan anorganik di rumah," ujarnya di Jakarta, Selasa.
 
Pemerintah terus berupaya menumbuhkan kesadaran masyarakat agar mandiri mengolah sampah melalui kegiatan pemilahan sampah di level rumah tangga.
 
Sampah-sampah yang dihasilkan dari ruang dapur harus dilakukan pemilahan agar memudahkan proses pengelolaan sampah selanjutnya.
 
Sampah organik terpilah bisa diolah melalui kegiatan pengomposan untuk menjadi pupuk dan juga bisa melalui budi daya magot lalat tentara hitam untuk pakan ternak.
 
Apabila seluruh masyarakat Indonesia dapat melakukan pengomposan sampah organik sisa makanan, maka KLHK memperkirakan ada 10,92 juta ton sampah organik setiap tahun tidak dibawa ke TPA dan dapat menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 6,8 juta ton setara karbondioksida.

Baca juga: Menteri LHK ungkap peran strategi bank sampah
 
Adapun sampah anorganik terpilah, kata dia, bisa juga dimanfaatkan sebagai bahan baku daur ulang untuk menghasilkan produk plastik, kertas, logam, hingga gelas baru.
 
"Pemerintah mendalami dan memperluas strategi reduce, reuse, dan recycle dengan tujuan mengurangi beban pemrosesan akhir dan mengolah sampah melalui pemanfaatan teknologi, pendekatan sosial-budaya, elaborasi konsep usaha ekonomi hijau, dan didukung oleh kebijakan yang koheren serta penguatan kelembagaan," pungkas Vivien.
 
Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) pada tahun 2022, Indonesia menghasilkan sekitar 68,5 juta ton sampah dan sekitar 18,5 persen dari volume sampah tersebut berupa sampah plastik.
 
Pemerintah menargetkan Indonesia bersih sampah melalui pengurangan sampah sebesar 30 persen dan penanganan sampah sebesar 70 persen pada tahun 2025.
 
Pada 13-16 Juni 2023 KLHK menggelar Festival Peduli Sampah Nasional di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta Pusat.
 
Festival Peduli Sampah Nasional tersebut menjadi platform dan forum bersama dalam memberikan solusi dalam pelaksanaan rencana aksi untuk mencapai target nasional penurunan emisi, menuntaskan persoalan sampah di Indonesia, memperkuat posisi sektor pengelolaan sampah sebagai pendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia, sekaligus manifestasi dari salah satu prinsip pengelolaan sampah berkelanjutan.

Baca juga: KLHK: Indonesia berhasil turunkan 38 persen sampah laut
Baca juga: Teknologi jadi upaya komprehensif tangani masalah sampah

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023