Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia melalui Atase Perdagangan Riyadh membuka peluang ekspor porang ke Arab Saudi yang sedang membangun pasar gaya hidup sehat.

AHTC sendiri merupakan perusahaan importir rempah-rempah yang berencana untuk ekspansi bisnis. AHTC melirik porang asal Indonesia sebagai bagian dari ekspansinya.

Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi Abdul Aziz Ahmad menyambut baik permintaan produk porang oleh AHTC. Ia pun melihat hal tersebut sebagai peluang untuk penetrasi pasar produk porang Indonesia ke Arab Saudi.

"Indonesia hingga saat ini belum pernah mengekspor produk porang dalam bentuk segar, dingin, beku, kering, maupun keripik ke Arab Saudi. Permintaan dari Abdul Hamid Trading Company memunculkan peluang baik bagi Indonesia untuk memulai ekspor porang ke Arab Saudi," ujar Abdul melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

Diskusi dagang ini dihadiri oleh Atase Perdagangan Riyadh Gunawan dan pemilik Abdul Hamid Trading Company (AHTC) Mohammad Omar di KBRI Riyadh, Arab Saudi, Senin (12/6).

Gunawan mengatakan, peluang promosi produk porang Indonesia yang lebih intensif ke pasar Arab Saudi adalah tindak lanjut dari kampanye Pemerintah Arab Saudi.

Warganya diimbau menjalankan pola hidup sehat serta mengkonsumsi makanan dan minuman rendah gula.

Ia melihat, Indonesia siap untuk mengekspor beragam produk berbahan dasar porang ke Arab Saudi.

Beberapa sentra produksi porang di Indonesia ada di Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Banten, Jawa Tengah, Kalimantan, dan Sumatra. Sedangkan sentra pengolahan tepung porang ada di Madiun, Bandung, Pasuruan, Wonogiri, dan Maros.

Biasanya porang dimanfaatkan untuk membuat konyaku dan mi shirataki yang terkenal di Tiongkok, Jepang, dan Taiwan.

Menurut Gunawan, Arab Saudi mengimpor produk porang dan turunannya dengan kode HS 071440 sebesar 2,00 juta dolar AS pada 2021; 1,91 juta dolar AS pada 2020; 1,46 juta dolar AS pada 2019; dan 1,46 juta dolar AS pada 2018.

Sejumlah negara asal impor porang Arab Saudi antara lain Tiongkok, Mesir, Bangladesh, India, Srilanka, dan Pakistan.

Sementara itu, Indonesia mengekspor produk porang dalam bentuk segar, dingin, beku, atau kering pada 2018 sebesar 3,06 Juta dolar AS, tahun 2019 sebesar 3,53 juta dolar AS, tahun 2020 sebesar 3,07 juta dolar AS, tahun 2021 sebesar 3,37 juta dolar AS, dan hingga akhir tahun 2022 sebesar 1,39 juta dolar AS.

Lima negara tujuan ekspor produk porang Indonesia adalah Malaysia, Thailand, Belanda, Tiongkok, dan Jepang.

Porang atau Amorphophallus muelleri, merupakan tanaman jenis herbal yang bisa tumbuh hingga setinggi 1,5 meter. Porang juga dikenal sebagai bahan pangan dan industri dengan sebutan yang berbeda-beda, di antaranya iles-iles kuning, acung, atau acoan.

Manfaat lain tanaman porang adalah membantu menurunkan berat badan dan menjaga kesehatan. Porang berguna bagi kesehatan tubuh karena kaya serat serta dapat menjadi bahan makanan pengontrol gula darah dan penurun kolesterol.

Porang mengandung karbohidrat, lemak, protein mineral, vitamin, serat pangan, kristal kalsium oksalat, dan alkaloid.

Porang banyak digunakan sebagai bahan baku tepung, penjernih air, kosmetik, pembuatan lem, dan jeli.

"Peluang ini perlu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Kami akan terus berupaya agar porang Indonesia dapat menembus pasar Arab Saudi," kata Gunawan.


Baca juga: Perdana, 50 Ton Porang Asal Riau Tembus Pasar Tiongkok


Baca juga: Kemenperin fokus kembangkan hilirisasi industri porang

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023