Jakarta (ANTARA) - Hasil survei teranyar dari Indonesia Political Opinion (IPO) menunjukkan bahwa Prabowo Subianto menempati elektabilitas tertinggi di antara tiga nama potensial teratas pada Pilpres 2024, disusul Anies Baswedan di urutan kedua dan Ganjar Pranowo di urutan ketiga.

Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah di Jakarta, Jumat, mengatakan dalam simulasi pertanyaan semi terbuka dengan 40 pilihan nama yang diajukan kepada responden, hanya ada 16 nama mendapatkan respons.

"Yang tertinggi adalah Prabowo Subianto dengan elektabilitas 27,3 persen; lalu Anies 24,6 persen; Ganjar 16,2 persen," kata Dedi saat menyampaikan hasil survei di Jakarta Pusat, Jumat.

Dedi menyebut tingkat elektabilitas tersebut juga berlaku sama dalam simulasi pertanyaan tertutup dengan 20 pilihan nama.

"Maka hasilnya, tetap Prabowo Subianto dengan elektabilitas 28,5 persen; Anies 24,9 persen; Ganjar meningkat jadi 18,6 persen," tambahnya.

Baca juga: LSN: Prabowo raih elektabilitas tertinggi sebesar 25,1 persen

Begitu pula urutan tingkat elektabilitas tiga nama itu tidak mengalami perubahan dalam simulasi pertanyaan tertutup dengan 10 dan lima pilihan nama.

"Tetap di posisi yang sama (10 pilihan nama), Prabowo 32,5 persen; Anies 25,8 persen; Ganjar 21 persen. Di lima nama, Prabowo Subianto tetap tertinggi 34,9 persen; Anies Baswedan 25,9 persen; Ganjar Pranowo juga meningkat menjadi 24,1 persen," ujar Dedi.

Bahkan, lanjutnya, urutan tingkat elektabilitas itu tetap sama dalam simulasi pertanyaan tertutup dengan tiga nama, yakni Prabowo Subianto sebesar 37,2 persen; Anies Baswedan sebesar 31,5 persen; dan Ganjar Pranowo sebesar 26,8 persen.

Survei yang dilakukan pada 5-13 Juni 2023 itu menggunakan metode multistage random sampling yang diikuti sebanyak 1.200 responden, dengan margin of error kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Baca juga: Survei: 82 persen pemilih kritis suka Ganjar
Baca juga: Muzani harap elektabilitas Gerindra yang naik jadi acuan kerja politik

Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023