Penataan Dieng itu penting, namun kami masih menunggu jawaban yang pasti sebagai acuan untuk langkah-langkah selanjutnya,
Banjarnegara (ANTARA) - Kawasan Wisata Dataran Tinggi (KWDT) Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, dikenal memiliki segudang destinasi yang menarik banyak wisatawan. Selain terdapat berbagai candi, di kawasan ini juga ada sejumlah kawah yang dapat dikunjungi.

Pun dari sisi kebudayaan terdapat tradisi ruwatan terhadap anak-anak berambut gimbal atau gembel yang banyak ditemukan di sekitaran Dieng.

Oleh karena itulah, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) "Dieng Pandawa" Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, pada tahun 2009 menginisiasi pergelaran Dieng Culture Festival (DCF) dengan agenda acara unggulan berupa ruwatan anak berambut gimbal.

Setelah menjalani perjalanan panjang, agenda wisata budaya yang awalnya didanai dengan sumbangan warga itu akhirnya banyak diminati wisatawan yang jumlahnya mencapai ribuan orang dengan perputaran uang setiap kali pergelaran DCF bisa mencapai puluhan miliar rupiah.

Kendati demikian, perjalanan DCF yang telah masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) itu tidaklah mulus karena saat pandemi COVID-19, agenda wisata budaya tahunan tersebut digelar secara sederhana dan virtual tanpa kehadiran wisatawan secara langsung di lokasi kegiatan.

Setelah pemerintah memberikan relaksasi dengan berbagai pelonggaran, DCF XIII Tahun 2022 dapat kembali digelar secara besar-besaran dengan menampilkan berbagai pertunjukan dan kegiatan lainnya selain acara utama berupa ruwatan anak berambut gimbal.

Akan tetapi menjelang pelaksanaan DCF XIV Tahun 2023 yang direncanakan digelar pada tanggal 25-27 Agustus, Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bakal mempercantik KWDT Dieng dengan melakukan revitalisasi serta penataan di tiga lokasi yang meliputi Kompleks Candi Arjuna, Kawasan Aswatama, dan Kawah Sikidang.

Selama proyek tersebut berjalan, tiga lokasi revitalisasi itu direncanakan ditutup total untuk kunjungan wisata. Selain proyek revitalisasi yang akan dilaksanakan oleh Kementerian PUPR, ruas jalan yang menghubungkan Kawasan Aswatama dengan Kawah Sikidang pun akan diperlebar oleh Dinas PUPR Kabupaten Banjarnegara.

Oleh karena itulah, Pokdarwis "Dieng Pandawa" bersama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dinparbud) Kabupaten Banjarnegara berupaya mencari solusi terbaik untuk keberlangsungan DCF XIV Tahun 2023 mengingat waktu pelaksanaan kegiatan yang mengusung tema "The Journey" makin dekat.

Ketua Pokdarwis "Dieng Pandawa" Alif Faozi mengakui penataan kawasan Dieng merupakan solusi dari evaluasi kegiatan DCF dari tahun ke tahun yang bersumber dari masukan para pengunjung seperti permasalahan akses jalan, jalur pejalan kaki, fasilitas, dan sebagainya.

Dengan demikian, proyek revitalisasi dan penataan kawasan wisata tersebut sangat disyukuri karena akan mendukung pariwisata Dieng yang bercita-cita go international melalui pergelaran DCF.

Akan tetapi dari semua itu, pelaku wisata di Dieng Kulon sangat berharap adanya kepastian, apakah DCF 2023 dapat tetap dilaksanakan seperti biasanya, digelar secara sederhana, atau harus ditiadakan untuk sementara dan kembali digelar pada tahun 2024.

Alif mengaku legawa jika pergelaran tersebut harus ditiadakan untuk sementara dan kembali digelar pada tahun 2024 dengan persiapan yang lebih maksimal.

Hal itu disebabkan pergelaran DCF mengolaborasikan kebudayaan dan pertunjukan yang menarik perhatian banyak wisatawan sehingga pihaknya harus melihat lebih jauh ke depan karena jika kegiatan tersebut tetap digelar seperti biasanya akan terlalu berisiko bagi pengunjung maupun kelancaran proyek.

Pihaknya pun tidak masalah jika seandainya DCF 2023 tetap digelar namun secara sederhana tanpa kehadiran wisatawan sebagai bagian dari upaya pelestarian kebudayaan.

"Penataan Dieng itu penting, namun kami masih menunggu jawaban yang pasti sebagai acuan untuk langkah-langkah selanjutnya," kata inisiator DCF itu.


Solusi terbaik

Sama halnya dengan Pokdarwis "Dieng Pandawa", Dinparbud Kabupaten Banjarnegara pun berupaya mencari solusi terkait pelaksanaan DCF 2023 karena dalam pertemuan yang digelar pada Kamis (15/6) muncul tiga opsi: apakah akan dilaksanakan seperti biasanya, tidak dilaksanakan, atau  dilaksanakan dengan konsep sederhana.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinparbud Kabupaten Banjarnegara Yelly Harmoko mengatakan dalam pertemuan tersebut pihaknya juga menjelaskan plus minus penyelenggaraan DCF 2023 jika dilaksanakan sesuai jadwal karena sesuai dengan standar operasional prosedur, kawasan wisata Dieng harus ditutup total selama proyek revitalisasi berjalan.

Dalam pertemuan tersebut, Ketua Pokdarwis "Dieng Pandawa" menyatakan legawa jika penyelenggaraan DCF ditunda hingga tahun 2024 agar persiapannya lebih maksimal. Karena jika dipaksakan akan mengganggu proyek dan mengurangi kenyamanan wisatawan.

Di sisi lain, Pemerintah Desa Dieng Kulon mengharapkan adanya win win solution, yakni proyek revitalisasi tetap berjalan dan DCF tetap bisa dilaksanakan. Kendati demikian, pihak Pemdes Dieng Kulon tidak bisa menjamin semuanya dapat berjalan berbarengan dan tidak saling mengganggu.

Setelah didiskusikan kembali, akhirnya muncul kepastian jika dua kegiatan tersebut berjalan secara bersamaan, dapat dipastikan keduanya akan terganggu.

Selain itu, pekerjaan revitalisasi kawasan Dieng merupakan bagian dari proyek strategis nasional sehingga tidak mungkin ditunda pelaksanaannya karena sudah memasuki semester kedua dan harus selesai sesuai jadwal.

Pascapertemuan dengan Pokdarwis "Dieng Pandawa" dan pihak lain, Dinparbud Kabupaten Banjarnegara pada Jumat (16/6) pagi berkoordinasi dengan Kepolisian Resor (Polres) Banjarnegara terkait dengan rencana kegiatan DCF 2023 yang berbarengan dengan pelaksanaan proyek revitalisasi kawasan Dieng.

Dari koordinasi tersebut diketahui bahwa Polres Banjarnegara secara prinsip tidak mau melanggar apa yang sudah menjadi prioritas nasional. Oleh karena revitalisasi merupakan proyek nasional sehingga hal itu yang paling dikedepankan.

Meskipun kemungkinan besar DCF 2023 tidak bisa dilaksanakan, Dinparbud menegaskan segera mengomunikasikan permasalahan tersebut dengan Penjabat Bupati Banjarnegara yang diharapkan pada hari Senin (19/6) sudah ada keputusan.

Setelah ada keputusan terkait DCF 2023, Dinparbud Kabupaten Banjarnegara akan segera berkoordinasi dengan Kemenparekraf karena agenda wisata itu menjadi salah satu KEN dan Pemerintah juga telah mengalokasikan anggaran kegiatannya. 

Menimbang urgensi penataan Kompleks Candi Arjuna, Kawasan Aswatama, dan Kawah Sikidang, menunda perhelatan DCF 2023 tentu bukan keputusan buruk.

Bukankah revitalisasi itu juga demi mewujudkan kawasan wisata yang lebih memikat seperti yang diinginkan para wisatawan?



Editor: Achmad Zaenal M
 

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023