Batusangkar (ANTARA) -
Pelaksanaan program unggulan satu nagari satu ajang di Nagari Batu Bulek, Kecamatan Lintau Buo Utara, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, dihadiri sejumlah tokoh nasional.
 
Terlihat hadir mantan Panglima TNI Jendral Purawirawan TNI Gatot Bramantyo, mantan Ketua Komnas HAM Prof. Hafidz Abbas, Pakar Hukum Tatanegara Prof. Refly Harun, dan mantan Menteri Sosial RI Bakhtiar Chamsyah.
 
Bupati Tanah Datar Eka Putra di Tanah Datar, Sabtu, mengatakan kedatangan para tokoh nasional itu merupakan berkah bagi Festival Sumpah Sati Bukik Marapalam.
 
Selain menambah semaraknya acara, kehadiran para tokoh nasional juga diharapkan dapat memberikan saran dan masukan untuk kemajuan Tanah Datar secara umum dan Festival Bukik Marapalam secara khusus.

Baca juga: Tanah Datar gelar Pagaruyung Islamic Art Festival agenda wisata Sumbar

Baca juga: Homestay di Tanah Datar terisi penuh selama libur Lebaran 2023
 
"Kami berharap masukan dan saran dari bapak ke depan sehingga Tanah Datar lebih dikenal lagi di seluruh dunia," kata dia.
 
Bupati menjelaskan pelaksanaan satu nagari satu kegiatan merupakan program unggulan dan upaya pemerintah daerah dalam menggali potensi yang dimiliki di Nagari tersebut.
 
Potensi itu antara lain potensi alam, budaya, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), kesenian hingga berujung pada peningkatan ekonomi masyarakat.
 
"Untuk di Nagari Batu Bulek ini khususnya Puncak Pato, memiliki nilai sejarah, yang merupakan asal terjadinya falsafah di Minangkabau yaitu Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah," ujarnya.
 
Sementara itu Pakar Hukum Tatanegara RI Refly Harun menyampaikan banyak potensi yang dimiliki Tanah Datar yang bisa dikembangkan, salah satunya nilai cerita yang terkandung di Bukik Marapalam.
 
Dia mencontohkan, sebuah tempat di Inggris yang tempat itu hanya sebatas garis, namun memiliki cerita yang luar biasa dan itu dikenal di seluruh Inggris.
 
"Sementara kita khususnya di Sumatera Barat yang dikenal dengan potensi alam yang luar biasa, namun ceritanya kurang dikenal," kata dia.
 
Ia menyebut istilah penceritaan seperti story telling akan mampu meningkatkan nilai sebuah destinasi sehingga semakin banyak pengunjung yang datang.
 
"Ini akan mendongkrak kunjungan wisata dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya. *
   

Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023