Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersinergi dengan Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Republik Korea untuk membangun program Rumah Indonesiana.

Program Rumah Indonesiana sendiri ditujukan untuk pengembangan kapasitas terkait pembuatan konten digital sehingga nantinya dibangun sebagai pusat inkubasi kreativitas pembuat konten berbasis kearifan lokal.

“Dengan adanya peluang kerja sama dengan Korea Selatan, kita saling berbagi baik dalam peningkatan kapasitas teknis dan pihak Korea bisa mengenal lebih banyak kebudayaan Indonesia,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan Fitra Arda di Jakarta, Senin.

Fitra mengatakan potensi pembuat konten di Indonesia sangat tinggi dan dibarengi dengan materi konten berupa kebudayaan Indonesia yang bisa menjadi aset tak terbatas.

Oleh sebab itu, pemerintah Indonesia menggandeng Korea Selatan untuk meningkatkan kapasitas teknis terutama dalam mengeksplorasi potensi materi konten digital bermuatan kebudayaan.

Dalam konsep usulan kerja sama Indonesia dengan Korea Selatan, Indonesia mengusulkan enam lokasi yang akan dijadikan pilot project Rumah Indonesiana yaitu DKI Jakarta, Kabupaten Sikka, Jambi, Makassar, Bali dan Cirebon.

Sementara itu, Museum Kebangkitan Nasional yang berlokasi di Jakarta Pusat akan menjadi pilot project Rumah Indonesiana di Jakarta.

Sedangkan Kabupaten Sikka yang berada di Nusa Tenggara Timur juga menjadi salah satu percontohan dari Rumah Indonesiana dengan memanfaatkan fasilitas Pemda setempat yang dapat diakses publik.

Baca juga: Kemendikbud Ristek: Wirausaha Merdeka solusi anti DO mahasiswa

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Kabupaten Sikka Petrus Poling Wairmahing memastikan kesiapannya untuk program Rumah Indonesiana karena banyak anak muda kreatif namun terkendala akses dan fasilitas penunjang.

“Kami berkomitmen untuk menyukseskan program Rumah Indonesiana, dan kami bangga Kemdikbudristek mempercayai Kabupaten Sikka sebagai salah satu lokasi awal untuk Rumah Indonesiana,” ujar Petrus.

Pelaku budaya sekaligus pembuatan konten Frans Cornelis Dian Bunda pun berharap Rumah Indonesiana dapat menjadi ruang publik yang bisa diakses secara leluasa oleh komunitas untuk menjadi community hub atau simpul komunitas.

Sekretaris Ditjen Kebudayaan Fitra Arda menambahkan, keterlibatan pemerintah daerah sangat penting karena harus menjadi fasilitator untuk pemajuan kebudayaan khususnya yang dilakukan oleh generasi muda.

Melalui program ini, diharapkan para pembuat konten lokal dapat lebih meningkatkan kualitas konten yang dikemas dari cerita dan kekayaan budaya lokal, serta memperluas jejaring untuk berkolaborasi.

“Yang terpenting adalah meningkatnya kesadaran para pembuat konten digital akan pentingnya pelestarian budaya yang kita miliki,” kata Fitra.

Baca juga: Kemendikbud Ristek umumkan 34 PT penyelenggara Wirausaha Merdeka
Baca juga: Mahasiswa Unhas sabet perak ajang ONMIPA Kemendikbudristek di ITB

 

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023