penurunan luas daerah kebakaran hutan dan jumlah titik api
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengatakan adanya partisipasi aktif dari Masyarakat Peduli Api (MAP) berhasil membantu pemerintah menekan angka kejadian Kebakaran Hutan dan Lahan (karhutla) di Indonesia.

“Peran Masyarakat Peduli Api itu terbukti, terutama sejak terbitnya Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2020 sampai sekarang, itu kasusnya signifikan sekali menurun. Penurunan luas daerah kebakaran hutan dan jumlah titik api (hotspot)-nya,” kata Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Laksmi Dhewanthi dalam FMB9: Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.

Laksmi menyatakan laju kasus terjadi karhutla di Indonesia sejak tahun 2019 hingga tahun 2022 terpantau menurun signifikan. Dalam rekapitulasi data SIPONGI KLHK, luas kebakaran hutan dan lahan di Indonesia mencapai 1.649.258 hektare (Ha) di tahun 2019. Angka itu kian menurun pada tahun 2022 menjadi 204.894 hektare.

Penurunan itu menurutnya tidak lepas dari peran serta MPA, yakni masyarakat yang secara sukarela peduli terhadap pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Para warga yang tergabung akan diberdayakan melalui pemberian pelatihan atau pembekalan yang bermanfaat dalam membantu kegiatan pengendalian kebakaran hutan.

Baca juga: Balai Taman Nasional Sebangau optimalkan peran MPA cegah karhutla
Baca juga: BPBD Barito Utara serahkan sarpras MPA untuk antisipasi karhutla


Masyarakat Peduli Api yang selanjutnya disebut MPA adalah masyarakat yang secara sukarela peduli terhadap pengendalian kebakaran hutan dan lahan yang telah dilatih/diberi pembekalan serta dapat diberdayakan untuk membantu kegiatan pengendalian kebakaran hutan.

Hal ini selaras dengan Peraturan Direktorat Jenderal PPI Nomor 3 Tahun 2018 tentang pembentukan dan pembinaan MPA, yang memprioritaskan kelompok tersebut hadir pada daerah yang rawan terjadi karhutla.

Untuk memperkuat keterlibatan dan kemandirian masyarakat dalam mendukung upaya pengendalian karhutla, KLHK memberikan MPA pelatihan melalui materi-materi dasar pengendalian karhutla dan alternatif pengolahan limbah pembukaan lahan tanpa bakar.

Laksmi menyebut bahwa pemberdayaan masyarakat juga terus diperkuat, sesuai dengan potensi wilayahnya masing-masing. Setelah dibekali, mereka akan dilibatkann dalam aksi patroli terpadu pencegahan karhutla bersama personel dari Manggala Agni, TNI/Polri, dinas atau Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) terkait.

Baca juga: KLHK: 11.000 Masyarakat Peduli Api jadi mitra cegah karhutla
Baca juga: KLHK perkuat patroli berbasis data untuk hadapi kejadian karhutla


Ia mengatakan selama bergabung dalam aksi patroli, MAP memiliki sejumlah tugas harian yang di antaranya adalah melakukan pemantauan kawasan sekitar seperti memantau sumber air, kedalaman gambut, penumpukan bahan bakar, pemantauan cuaca hingga aktivitas masyarakat yang berisiko menyebabkan karhutla.

Kemudian menyosialisasikan dampak dan bahaya karhutla kepada warga yang tinggal di daerah setempat sambil melakukan penyuluhan bersama personel lainnya.

Tugas berikutnya melakukan pengecekan lapangan apabila terdeteksi muncul titik api di wilayah kerja, hingga melakukan pemadaman dini apabila terjadi kebakaran dan meminta bantuan posko Daops setempat bila membutuhkan dukungan dalam mengatasi karhutla.

“Kita sudah tahu tantangan tersebut. Jadi marilah kita terus-terus tingkatkan kesiapsiagaan kita, karena mencegah selalu lebih baik daripada menanganinya. Upaya- upaya dari pencegahan termasuk meningkatkan literasi publik, edukasi publik dan data informasi yang ada,” katanya.

Baca juga: KLHK catat luas kebakaran hutan dan lahan capai 28 ribu hektare
Baca juga: BPBD Kalsel tunggu 10 helikopter dari BNPB atasi karhutla
Baca juga: BPBD: Kebakaran lahan di Nagan Raya Aceh mencapai 13 hektare


Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023