BI memberikan layanan kebanksentralan bagi pemerintah dan pemangku kepentingan strategis....
Jakarta (ANTARA) - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Doni Joewono dalam acara National Talks CBFest 2023, di Jakarta, Senin (19/6), menyebutkan digitalisasi layanan kebanksentralan mendukung pemulihan ekonomi Indonesia.

BI sebagai bank sentral memberikan layanan kebanksentralan bagi pemerintah dan pemangku kepentingan strategis untuk mendukung harmonisasi kebijakan.

Layanan itu di antaranya penatausahaan rekening giro, layanan subregistry dan penatausahaan surat berharga negara (SBN), layanan penatausahaan utang luar negeri (ULN) pemerintah, serta layanan surat kredit atau Letter of Credit (L/C) untuk pemerintah dan pemangku kepentingan strategis.

"Layanan L/C tersebut berperan penting dalam perdagangan internasional yang mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah dinamika global," ujar Doni dalam acara tersebut, seperti dikutip dari keterangan resmi, di Jakarta, Selasa.

Digitalisasi dalam proses pengelolaan L/C menjadi salah satu upaya efisiensi dalam proses perdagangan dan keuangan internasional. Lebih lanjut, digitalisasi layanan juga terwujud dalam proses perizinan di BI melalui implementasi e-Licensing.

Doni mengungkapkan digitalisasi telah diimplementasikan dalam setiap proses bisnis layanan kebanksentralan BI. Pada layanan L/C, digitalisasi dilakukan pada proses penerbitan, amendemen, serta pembatalan L/C melalui aplikasi layanan BI (Core Banking System/CBS).

Terdapat pula otomasi pada proses pelaporan dan advis bagi pengajuan L/C pemerintah, termasuk pada proses penelusuran perkembangan pengajuan L/C.

Dalam upaya meningkatkan layanan perizinan, BI menyediakan layanan perizinan terpadu (satu pintu) melalui e-Licensing guna memperlancar kemudahan berbisnis sektor keuangan, sehingga berkontribusi positif bagi pemulihan ekonomi. Pengajuan layanan perizinan tersebut dapat diakses melalui laman resmi www.bi.go.id/elicensing.

BI turut mendukung transformasi layanan perizinan terpadu berbasis digital melalui sinergi erat bersama kementerian/lembaga terkait, di antaranya bersama Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Lembaga National Single Window (LNSW) untuk digitalisasi tata niaga ekspor impor (termasuk pembawaan uang kertas asing), fitur kepabeanan, hingga pelaporan devisa hasil ekspor.

Sinergi juga dilakukan bersama mitra strategis lainnya seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dan asosiasi terkait.

CBFest 2023 termasuk dalam kegiatan sampingan Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023, sebagai bentuk upaya bersama BI dalam mewujudkan ASEAN sebagai The Epicentrum of Growth. CB Fest menjadi ajang yang menunjukkan keseriusan BI dalam layanan kebanksentralan.

Layanan kebanksentralan dimaksud merupakan wujud upaya bersama yang sinergis dalam membangun pemulihan dan ketahanan perekonomian nasional dalam menghadapi tantangan perekonomian, geopolitik dan geoekonomi, untuk mendukung visi Indonesia Maju.

Sebelumnya, rangkaian CBFest 2023 telah dibuka dengan kick off dalam bentuk jalan santai bersama mitra strategis dan pemangku kepentingan pengguna layanan pada 11 Juni 2023, di Museum Bank Indonesia (MuBI).

Rangkaian kegiatan CBFest 2023 akan dilanjutkan dengan acara puncak pada Oktober 2023, yaitu International Talks, Central Banking Services Forum, Forum Koordinasi BI dan Kemenkeu, serta penyelenggaraan Forum Strategis Front Office Midle Office Back Office (FOMOBO).
Baca juga: Dorong Pemulihan Ekonomi Nasional, Bea Cukai Kembali Dorong Ekspor Pelaku Usaha Dalam Negeri
Baca juga: Kemenkeu: Transfer ke daerah 2024 dirancang perkuat pemulihan ekonomi

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023