Beijing (ANTARA) - Industri alih daya (outsourcing) layanan China mencatatkan pertumbuhan stabil dalam lima bulan pertama di tahun 2023, demikian menurut data Kementerian Perdagangan China.

Perusahaan-perusahaan China menandatangani kontrak outsourcing layanan senilai sekitar 815,9 miliar yuan atau sekitar 120,6 miliar dolar AS pada periode Januari-Mei 2023 atau naik 12,3 persen secara tahunan (yoy). Selama periode tersebut, nilai kontrak yang dieksekusi mencapai 550,4 miliar yuan, dengan peningkatan (yoy) sebesar 18 persen.

Dari total nilai itu, nilai kontrak outsourcing layanan lepas pantai mencapai 463,6 miliar yuan atau naik 12,3 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2022.

Dalam hal nilai kontrak yang dieksekusi, outsourcing layanan lepas pantai yang melibatkan Amerika Serikat, Uni Eropa, dan anggota Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) masing-masing meningkat 23,5 persen, 15,6 persen, dan 21,1 persen (yoy) dalam lima bulan pertama 2023.

Alih daya atau outsourcing mengacu pada praktik mempekerjakan pihak dari luar perusahaan untuk menyediakan jasa atau memproduksi barang yang biasanya dilakukan oleh karyawan perusahaan.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023