New York (ANTARA) - Dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), setelah indeks manajer pembelian (PMI) gabungan pendahuluan zona euro secara signifikan meleset dari perkiraan dan data aktivitas bisnis yang suram dari seluruh dunia memperburuk sentimen risiko.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,51 persen menjadi 102,9080 pada akhir perdagangan.

PMI zona euro turun menjadi 50,3 pada Juni dari 52,8 pada bulan sebelumnya, yang berada di bawah ekspektasi para analis sebesar 52,5, menurut data yang dikeluarkan pada Jumat (23/7/2023). Angka di atas 50 menandai peningkatan aktivitas, sedangkan angka di bawah 50 menandai kontraksi.

Pertumbuhan produksi bisnis zona euro hampir terhenti pada Juni, menurut data survei PMI flash terbaru yang dirilis oleh S&P Global. Data terbaru menunjukkan pelemahan baru dalam ekonomi setelah kebangkitan pertumbuhan singkat yang tercatat di musim semi, kata S&P Global dalam rilisnya.

PMI jasa-jasa flash AS turun menjadi 54,1 pada Juni dari 54,9 pada bulan sebelumnya, menurut data yang dikeluarkan oleh S&P Global pada Jumat (23/6/2023). Sementara itu, konsensus perkiraan pasar berada di 54,0 untuk Juni.

Sebagai pembacaan tercepat kedua sejak April 2022, PMI jasa-jasa flash AS untuk Juni menunjukkan ekspansi solid lebih lanjut dalam output di perusahaan jasa-jasa, menurut S&P Global.

Namun demikian, gambaran keseluruhan menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS meningkat pada kuartal kedua bahkan ketika kekhawatiran berlanjut bahwa kenaikan suku bunga agresif Federal Reserve selama setahun terakhir akan memicu resesi.

"Kami mulai melihat sinyal dari bisnis bahwa permintaan mulai berkurang pada margin dan itu mengarah pada kalibrasi ulang ekspektasi seperti apa output di masa depan," kata Bipan Rai, kepala strategi valas Amerika Utara di CIBC Capital Markets.

"Saya berpikir bahwa kekhawatiran dengan prospek masa depan membebani selera risiko saat ini dan dolar agak mengurangi tawaran itu," kata Rai.

Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,0891 dolar AS dari 1,0959 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2707 dolar AS dari 1,2745 dolar AS pada sesi sebelumnya.

Dolar AS dibeli 143,7940 yen Jepang, lebih tinggi dari 143,0390 yen Jepang di sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,8972 franc Swiss dari 0,8961 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3188 dolar Kanada dari 1,3145 dolar Kanada. Dolar AS naik menjadi 10,7255 krona Swedia dari 10,6893 krona Swedia.


Baca juga: Dolar menguat di Asia, bank sentral "hawkish" picu penghindaran risiko
Baca juga: Analis ungkap penyebab Rupiah tertekan penguatan dolar AS
Baca juga: Dolar naik di awal Asia, bank sentral "hawkish" rusak sentimen risiko

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023