Singapura (ANTARA) - Dolar AS melemah di sesi Asia pada Senin sore, meskipun menemukan beberapa dukungan safe haven di tengah kekhawatiran yang berkepanjangan bahwa siklus pengetatan moneter yang berlarut-larut dari bank-bank sentral utama akan semakin merugikan prospek ekonomi global.

Peristiwa akhir pekan yang dramatis di Rusia juga membuat investor tetap waspada, meskipun reaksi di pasar mata uang melemah karena mereka menilai implikasi dari pemberontakan yang dibatalkan.

Euro memangkas beberapa kerugiannya dari minggu lalu dan naik 0,05 persen menjadi 1,0901 dolar di perdagangan Asia.

Mata uang tunggal telah jatuh ke level terendah satu minggu pada Jumat (23/6/2023) setelah data menunjukkan bahwa pertumbuhan bisnis zona euro hampir terhenti pada Juni di tengah penurunan aktivitas manufaktur yang semakin dalam dan ekspansi yang lambat dari industri jasa-jasa dominan blok tersebut.

Sterling naik 0,11 persen menjadi 1,2730 dolar, membalikkan beberapa penurunan 0,8 persen minggu lalu setelah kenaikan suku bunga 50 basis poin yang sangat besar dari Bank Sentral Inggris memicu kekhawatiran resesi Inggris.

Data flash Indeks Manajer Pembelian (PMI) pada Jumat (23/6/2023) menunjukkan ekonomi Inggris menunjukkan tanda-tanda perlambatan bulan ini tetapi tekanan inflasi tetap tinggi.

Sementara itu, aktivitas bisnis AS turun ke level terendah tiga bulan pada Juni dan kontraksi di sektor manufaktur semakin dalam, meskipun gambaran keseluruhan menunjukkan pertumbuhan ekonomi meningkat tajam di kuartal kedua.

"Sekali lagi, (ada) serangkaian data PMI yang lemah keluar dari Eropa," kata Carol Kong, ahli strategi mata uang di Commonwealth Bank of Australia (CBA). "Sebaliknya, data PMI di Inggris dan AS terus cukup solid dalam menghadapi kenaikan suku bunga yang agresif."

"Pengetatan moneter yang agresif di ekonomi-ekonomi utama ... kemungkinan akan terus melihat ekonomi global terus memburuk, yang akan mendukung mata uang safe haven dolar AS."

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang, stabil di 102,74, setelah naik lebih dari 0,5 persen minggu lalu, yang pertama dalam hampir sebulan.

Di tempat lain, yen Jepang naik lebih dari 0,2 persen menjadi 143,39 per dolar, meskipun tidak jauh dari level terendah dalam tujuh bulan di 143,87 yang dicapai pada Jumat (23/6/2023).

Seorang pembuat kebijakan Bank Sentral Jepang (BoJ) menyerukan sebuah revisi awal atas kontrol kurva imbal hasil, ringkasan pendapat pada pertemuan Juni menunjukkan pada Senin, sementara diplomat mata uang utama negara itu, Masato Kanda, Masato Kanda, mengatakan pada hari yang sama bahwa pihak berwenang tidak akan mengesampingkan
opsi apa pun untuk merespons dengan tepat pergerakan mata uang yang berlebihan.

Yen telah berada di bawah tekanan baru dalam beberapa pekan terakhir di tengah perbedaan mencolok antara sikap ultra-dovish BoJ dan bank-bank sentral hawkish di tempat lain.

Pedagang juga memantau dengan cermat perkembangan di Rusia, setelah tentara bayaran Rusia yang bersenjata lengkap menarik diri dari kota Rostov di Rusia selatan berdasarkan kesepakatan yang menghentikan kemajuan pesat mereka di Moskow tetapi menimbulkan pertanyaan pada Minggu (25/6/2023) tentang cengkeraman kekuasaan Presiden Vladimir Putin.

Itu mengirim rubel Rusia jatuh ke level terendah hampir 15 bulan terhadap dolar pada perdagangan Senin pagi.

Dolar Australia yang sensitif terhadap risiko naik 0,04 persen menjadi 0,6682 dolar AS setelah meluncur hampir 3,0 persen minggu lalu, sementara kiwi naik 0,37 persen menjadi 0,6167 dolar AS, juga turun lebih dari 1,0 persen minggu lalu.

"Pemberontakan bersenjata di Rusia ... meskipun dibatalkan, menimbulkan risiko ketidakstabilan Rusia dari dalam," kata Vishnu Varathan, kepala ekonomi dan strategi di Mizuho Bank. "Aset-aset berisiko mungkin secara umum tidak berjalan dengan baik, terutama jika risiko geopolitik muncul kembali."

Di Asia, China pada Senin kembali dari liburan, membuat pasar waspada untuk langkah-langkah dukungan lebih lanjut dari Beijing untuk merangsang pemulihan ekonomi negara yang goyah.

Yuan di pasar domestik turun lebih dari 0,5 persen ke level terendah tujuh bulan di 7,2199 per dolar, mengikuti mitra luar negerinya, yang telah melemah melewati 7,2 per dolar minggu lalu. Yuan di pasar luar negeri terakhir 0,1 persen lebih rendah pada 7,2214 per dolar.


Baca juga: Dolar AS menguat di tengah lemahnya PMI zona euro
Baca juga: Dolar AS menukik di tengah imbal hasil obligasi AS yang lebih rendah
Baca juga: Dolar naik di Asia ditopang ekonomi yang tangguh, permintaan uang aman

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023