Kita lihat bahwa aspek pencegahan itu lebih menjadi solusi terbaik, dibandingkan dengan kita harus melakukan pemadaman untuk aspek-aspek ini
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas menyarankan supaya penanganan yang sudah dirancang oleh pemerintah untuk memitigasi dampak El Nino tidak melupakan daerah-daerah yang mempunyai kondisi kering lainnya.

“Kita lihat bahwa aspek pencegahan itu lebih menjadi solusi terbaik, dibandingkan dengan kita harus melakukan pemadaman untuk aspek-aspek ini,” kata Direktur Kehutanan dan Sumber Daya Air Bappenas Nur Hygiawati Rahayu ketika ditemui ANTARA usai konferensi pers di Jakarta, Selasa.

Dalam menghadapi El Nino, lanjutnya, pemerintah tidak bisa sekadar fokus pada ekosistem gambut karena titik api (hotspot) bisa tanpa disadari muncul di daerah lain, seperti Nusa Tenggara Timur (NTT) atau Nusa Tenggara Barat (NTB) yang rentan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) akibat panas yang tinggi dan kekeringan dibandingkan provinsi lain.

“Itu lumayan juga risiko kebakarannya, cukup tinggi. Jadi secara nasional kita itu harus bisa mengidentifikasi (potensi besarnya karhutla, pengulangan kejadian, hingga titik-titik terjadinya karhutla),” ucap Nur.

Tindak pencegahan yang sebaiknya segera dijalankan pemerintah, katanya, adalah dengan menggiatkan patroli untuk menyisir titik-titik munculnya api dan menyediakan sarana pemadaman yang diletakkan dekat lokus-lokus bencana karhutla yang sudah dipetakan.

Baca juga: Menko PMK: Antisipasi dampak El Nino dilakukan lintas sektoral
Baca juga: BMKG: Pemda perlu segera antisipasi potensi kekeringan akibat El Nino

Menurutnya, kementerian/lembaga yang ditugaskan menangani bencana itu juga harus segera mendata wilayah mana yang selalu mengalami kebakaran berulang ketika El Nino tiba. Upaya ini akan jauh lebih baik bila datanya dibuka ke publik, sehingga menimbulkan pemahaman dan meningkatkan komunikasi risiko bencana Indonesia.

Nur menambahkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Pertanian (Kementan), dan pihak terkait lainnya, sudah saling berkoordinasi untuk mengatasi masalah itu. Di bawah pimpinan langsung Menkopulhukam, ia berharap setiap program yang terbentuk bisa dimaksimalkan dan menekan luas lahan yang rusak akibat dilahap api.

“Masing-masing kementerian/lembaga itu tadi memiliki tugas dan tusi. Kalau dari Bappenas juga harus memastikan bahwa programnya ada dan pendanaannya juga ada, sehingga itulah salah satu hal yang kami lakukan dari sisi perlindungan, dan itu memang tidak mudah,” ujarnya.

Sebelumnya pada Rabu (21/6) lalu BMKG memprediksi bahwa peluang El Nino di Indonesia terjadi pada Juni menguat menjadi 80 persen dari angka prediksi awal tahun yang berkisar 50-60 persen.

Baca juga: BMKG: Peluang El Nino terjadi pada Juni ini capai 80 persen
 

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023