Hanya sekitar 19 persen responden yang menyatakan berada pada jalur yang salah dan sekitar 45 persen responden menyatakan kurang lebih sama saja dibanding masa-masa sebelumnya,"
Jakarta (ANNTARA News) - Di tengah dinamika politik Indonesia yang begitu tinggi menjelang Pemilu 2014, publik tetap memiliki rasa optimisme terhadap masa depan Indonesia. Siapa pun presiden yang akan terpilih nantinya, masyarakat Indonesia tetap percaya bahwa kondisi Indonesia saat ini dan ke depan telah berada pada jalur yang benar.

Demikian hasil jajak pendapat publik atas Calon Presiden (Capres) Pilihan 2014 yang diselenggarakan National Leadership Center (NLC) bekerjasama dengan lembaga riset internasional Taylor Nelson Sofres (TNS) yang berbasis di Inggris pada 14--19 Januari 2013.

Yanti Zen selaku Technical Advisor TNS saat memaparkan hasil survei NLC-TNS di Jakarta, Kamis, mengatakan, satu hal penting yang ditemukan dalam survei tersebut memperlihatkan masyarakat umumnya memiliki pandangan yang optimis mengenai kondisi masa depan Indonesia.

Dalam keterangan persnya, Yanti Zen mengatakan, dari 2.020 responden yang dimintai tanggapannya selama survei berlangsung, sebanyak 36 persen responden mengatakan Indonesia telah berada pada jalur yang benar.

"Hanya sekitar 19 persen responden yang menyatakan berada pada jalur yang salah dan sekitar 45 persen responden menyatakan kurang lebih sama saja dibanding masa-masa sebelumnya," katanya.

Sementara itu, terkait dengan peluang capres 2014, Presiden Direktur NLC Taufik Bahaudin mengatakan, lembaganya telah menguji sekitar 11 nama calon, baik yang telah menyatakan siap maju sebagai capres maupun yang masih dielu-elukan akan dijagokan sebagai kandidat capres.

Dari keseluruh calon yang ditanyakan ke publik melalui daftar pertanyaan tertutup, Prabowo memiliki peluang tertinggi untuk dipilih publik ke depan dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2014, yakni sekitar 35 presen. Sedangkan, di posisi kedua diduduki Megawati Soekarnoputri (20 persen) dan disusul Jusuf Kalla
(12 persen) pada posisi ketiga.

Dari sisi partai politik (parpol), antara Partai Gerindra dan PDI Perjuangan bersaing ketat di posisi pertama dan kedua, yakni sekitar 25 persen--26 persen. Selanjutnya, disusul Golkar (18 persen), Demokrat (8 persen), dan PPP, PKS, NasDem di angka 3 persen. Sedangkan, PKB, PAN, dan Hanura di kisaran 2 persen.

"Gerindra, PDI-P, Golkar, Demokrat, dan PPP secara berurutan menjadi parpol terunggul yang akan dipilih masyarakat ke depan," kata Taufik Bahaudin.

Khusus terkait kondisi Partai Demokrat yang terus dirundung masalah akhir-akhir ini, lanjut Taufik Bahauddin, lembaganya memang belum melakukan jajak pendapat lebih lanjut apakah akan terus menurun tingkat elektabilitasnya atau mampu bangkit dari keterpurukannya.

"Di Indonesia, jumlah suara terbanyak dapat berubah dengan mudah. Pada 2004, kita melihat bagaimana popularitas Demokrat bisa tiba-tiba naik dan akhirnya menjadi pemenang dalam Pemilu 2009," ujarnya. (*)     
 
 

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013