"Kami masih optimis dapat segera mengangkut ternak dengan kapal laut, paling tidak di akhir Maret 2013 nanti," kata Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub Bobby R Mamahit dalam rilis Pusat Komunikasi Publik Kemenhub yang diterima di Jakarta, Kamis.
Bobby mengemukakan, untuk kapal angkutan ternak terutama sapi itu bisa juga diupayakan menggunakan kapal roro yang sudah mulai tua namun kualitasnya masih baik untuk antisipasi awal.
Untuk itu, pemerintah juga mendorong swasta untuk membuat kapalnya dengan kapasitas 1.000-1.500 ekor sapi per kapalnya. Sedang Pelni akan memulai dengan kapal barangnya.
Ia mengemukakan, APBN-P untuk prioritas rencana membangun kapal khusus angkutan ternak hingga saat ini masih dikaji.
Namun, hingga kini Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan belum bisa memastikan berapa jumlah anggaran perubahan tersebut.
Bobby juga mengatakan, untuk angkutan kapal ternak itu terdapat beberapa alternatif yang akan dilakukan tergantung kapan pelaksanaannya dimulai.
"Kita ada tiga alternatif yakni memodifikasi kapal barang Pelni menjadi angkutan ternak, memodifikasi kapal perintis, atau membangun kapal. Dan kami bekerja sama dengan pihak Kementerian Pertanian dalam penyelenggaraan `task force` (gugus tugas)," katanya.
Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan berencana untuk mengembangkan angkutan laut ternak sapi dan kerbau mulai dari penyediaan kapal khusus dan terminal khusus ternak sapi di Tanah Air.
"Pengembangan angkutan laut ternak tersebut bertujuan untuk mengefisienkan pengangkutan dan menjaga kualitas sapi," kata Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan.
Menurut dia, pengembangan angkutan laut ternak tersebut ditargetkan dapat dimulai dengan diawali pembangunan terminal khusus sapi pada semester II/2013.
Untuk itu, Menhub bersama jajarannya juga telah langsung mempelajari pengembangan hal itu dari Australia dengan melakukan peninjauan sistem pengangkutan ternak Australia di Darwin.
(M040)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013