pertanian memberikan kontribusi penuh bagi kita di saat pandemi COVID-19
Manado (ANTARA) - Irjen Kementerian Pertanian, Jan S Maringka mengatakan, menjaga ketahanan pangan bukan merupakan tugas Kementerian Pertanian tetapi adalah peran bersama semua pihak.

"Ketika kita menjaga ketahanan pangan secara bersama-sama maka kita telah mewujudkan kedaulatan pangan seperti apa yang kita cita-citakan," sebut Irjen Jan saat 'Dialog Jaga Pangan' di Pendopo Wali Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara. Rabu.

Kementerian Pertanian, kata dia tidak mungkin bekerja sendiri sehingga peran pemerintah daerah dan aparat penegak hukum harus dilakukan secara bersama-sama.

"Karena apa? Menjaga pertanian adalah menjaga hajat hidup orang banyak," ujarnya.

Kelompok tani dan petani, menurut Jan adalah garda terdepan menjaga isi perut 280 juta rakyat Indonesia sehingga bisa bertahan termasuk ketika mampu melewati pandemi COVID-19.

"Itulah kekuatan pertanian kita, pertanian memberikan kontribusi penuh bagi kita di saat pandemi COVID-19," katanya menambahkan.

Baca juga: Sulut terus jaga stabilitas ketahanan pangan saat pandemi COVID-19
Baca juga: Kementan sebut stevia & porang bakal jadi komoditas andalan Sulut


Ke depan, lanjut dia, inspektorat kabupaten melihat bahwa ada ketentuan dari Menteri Keuangan terkait dengan pemanfaatan dana desa minimal 20 persen dapat dialokasikan kepada kegiatan-kegiatan pertanian.

Ketentuan dari  Kemenkeu itu menurut dia. mengisyarakatkan bahwa anggaran yang ada di Kementerian Pertanian sendiri tidak cukup.

"Harus kita jaga bersama-sama, harus kita awasi, harus bersinergi dan nanti inspektorat bersama-sama mengingatkan bahwa ayo dialokasikan sebagai bentuk keberpihakan terhadap kegiatan-kegiatan pertanian," ujarnya.

Data Kementerian Pertanian, sektor pertanian merupakan sektor yang mampu bertahan dari hantaman pandemi COVID-19, di
tahun 2022 sektor ini berkontribusi 12 persen dari PDB Indonesia (BPS 2023).

Sektor ini juga mampu menyerap 31 juta tenaga kerja (25 persen) dari total angkatan kerja (BPS 2023).

Ekspor pertanian di tahun 2019 sebesar Rp390 triliun, kemudian meningkat di tahun 2020 sebesar Rp451 triliun atau naik 15,8 persen, naik lagi di tahun 2021 sebesar Rp616 triliun (naik 35,4 persen) dan di tahun 2022 sebesar Rp658 triliun (naik 6,8 persen).

Baca juga: Nilai ekspor pertanian Sulut ke China mencapai Rp2,36 triliun
Baca juga: Pemprov Sulut sebut pertanian sokong pertumbuhan ekonomi saat pandemi
​​​​​​

Wali Kota Kotamobagu, Tatong Bara memberikan apresiasi kepada Kementerian Pertanian yang terus membantu memperkuat sektor pertanian di daerah tersebut.

"Terima kasih untuk dialog jaga pangan ini, terima kasih pula karena sudah memberikan bantuan bagi para petani di Kota Kotamobagu," ujarnya.

Sektor pertanian di Kota Kotamobagu dan Bolaang Mongondow Raya, kata Wali Kota Tatong, ikut memberikan kontribusi terhadap ketersediaan komoditi beras di Provinsi Sulawesi Utara.

Karena itu, dia optimistis, kontribusi Kementerian Pertanian membantu memperkuat sektor ini akan membantu menjaga ketahanan pangan di Kota Kotamobagu dan Sulawesi Utara.

Baca juga: Gubernur: Sektor pertanian topang pertumbuhan ekonomi Sulut
Baca juga: Nilai ekspor komoditas pertanian Sulut meningkat 170 persen

Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023