Seoul (ANTARA) - Korea Selatan pada Rabu (28/6) menerapkan sanksi sepihak terhadap seorang warga Rusia keturunan Korea yang terlibat dalam pembiayaan ilegal program senjata pemusnah massal Korea Utara, menurut keterangan kementerian luar negeri Korsel.

Choi Chon Gon dari Rusia berada dalam daftar empat entitas --dua individu dan dua organisasi-- baru yang ditambahkan ke dalam daftar sanksi Seoul terhadap program pengembangan nuklir dan rudal Pyongyang, menurut kementerian.

Choi, sebelumnya merupakan warga negara Korsel, mendirikan perusahaan Korea Utara Hanne Ulaan LCC di Mongolia dengan tujuan menghindari sanksi internasional selagi mengamankan dana bagi program senjata Pyongyang.

Dia juga dituduh mendukung pembiayaan ilegal bagi Korut dengan membangun Epsilon, perusahaan perdagangan yang berbasis di Rusia, melalui kemitraan investasi bersama dengan So Myong. 

So Myong adalah kepala cabang Bank Perdagangan Luar Negeri Korut di Vladivostok.

Tiga entitas lainnya yang baru ditambahkan dalam daftar sanksi adalah So, Hanne Ulaan dan Epsilon.

"Sanksi sepihak pemerintah kami terhadap Choi dan lainnya akan meningkatkan kewaspadaan baik di dalam negeri maupun internasional untuk mencegah aktivitas yang melanggar sanksi," kata direktur jenderal kemenlu Korsel urusan nuklir Korea Utara, Lee Jun-il.

Choi diketahui telah berangkat ke Rusia saat sedang diselidiki di Korsel atas dugaan kejahatan keuangan, dan tampaknya mendapatkan kewarganegaraan Rusia setelahnya, kata seorang pejabat kementerian yang tak disebutkan namanya kepada wartawan.

Pejabat itu mengatakan Choi saat ini menjalankan usaha lain di Vladivostok dan menjalin hubungan dengan komunitas Korea di sana.

Pemberitahuan itu menandai sanksi sepihak Korsel yang kesembilan atas Korut sejak pemerintahan Presiden Yoon Suk Yeol dimulai pada Mei tahun lalu.

Sanksi itu juga merupakan yang pertama kali dikenakan terhadap individu internasional keturunan Korea untuk ditambahkan ke daftar hitam.

Sebanyak 45 individu dan 47 lembaga telah ditambahkan ke dalam daftar sanksi sejak Yoon menjabat.

Sumber: Yonhap-OANA

Baca juga: Kim Jong Un ingin bertemu Putin, tingkatkan kerja sama Korut dan Rusia

Baca juga: AS khawatir Korut kirim lebih banyak senjata ke Rusia


 

Presiden baru Korsel akan buka pintu dialog dengan Korea Utara

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023