Mete tidak baik bagi kesehatan itu mitos. Sepanjang kita konsumsi mete sesuai takaran, itu aman,
Makassar (ANTARA) - Sekelompok perempuan sibuk mengepak kacang mete yang telah disangrai di sebuah rumah di Kompleks Perumahan Dosen Makassar. Kacang mete ini disiapkan untuk memenuhi permintaan konsumen di sejumlah daerah di Indonesia.

Selain disangrai, ada mete yang dipanggang dan digoreng dengan lima varian rasa, mulai dari original, pedas gurih, rumput laut, cokelat jahe madu, dan kayu manis madu. Semua rasa itu merupakan hasil kreativitas Lily Nuryah, perempuan asal Jakarta yang dipersunting anak Daeng dari Makassar.

Kendati bukan menjadi dara asli Sulawesi Selatan, kecintaannya terhadap daerah yang didominasi Suku Bugis-Makassar itu tidak bisa diragukan. Ini dibuktikan dari produk usaha yang telah dirintisnya sejak 2017, semua bahan baku kacang mete asli dari Sulawesi Selatan.

Memiliki visi menggaungkan kacang mete asal Sulawesi Selatan yang dinilai berkualitas, Lily memastikan bahwa 100 persen bahan baku produknya diambil dari daerah Sulsel, tepatnya Kabupaten Sidrap.

Kerja sama terjalin baik dengan petani dan pengepul kacang mete di daerah Sidrap guna memperoleh bahan baku kualitas terbaik. Sulsel dinilai memiliki rasa mete tiada tanding.

Banyak orang mengenal Sulawesi Tenggara sebagai penghasil kacang mete terbaik di Indonesia. Namun bagi Lily, kualitas mete Sulsel tidak kalah dari provinsi tersebut.

Alhasil, mete olahan yang diberi jenama "Bunly"-- akronim dari Bunda Lyli-- kini menjadi produk unggulan Sulsel.

"Saya membangun trend image bahwa olahan kacang mete terbaik itu ada di Sulsel," kata perempuan berhijab ini.

Guna memenuhi permintaan yang terus meningkat, Lily kini menambah pasokan bahan baku mete di Sulsel, tepatnya di Desa Tajo, Kabupaten Wajo. Di sana ditemukan kebun mete seluas 5 hektare yang segera menjadi pemasok produknya, guna memenuhi pasar mancanegara.

Dalam pengembangan UKM, kesiapan produk menjadi hal utama untuk menghadapi pasar global, agar tidak mengecewakan konsumen ketika banjir order permintaan.
 
Lily Nuryah, pelaku UMKM dengan produk mente binaan RB BRI. ANTARA/HO-Lily Nuryah


Jatuh-bangun

Perempuan dua anak itu mengisahkan jatuh-bangun ketika mempromosikan sekaligus menawarkan hasil produknya. Penolakan demi penolakan kerap dijumpai saat menjajakan hasil buatannya.

Awal memulai usaha, sebenarnya bukan kacang mete yang jadi pilihannya, namun olahan jagung, ini lebih dikenal dengan langkose dalam bahasa Makassar. Namun, produk ini tak laku di pasaran sehingga Lily mulai memikirkan solusi atas usahanya, lalu mulai menjajal mete.

Bisa jadi olahan jagung sudah banyak diproduksi kalangan pelaku UMKM Sulsel sehingga dia pun beralih ke usaha kacang mete yang dinilai belum banyak pemainnya. Apalagi, bahan bakunya bisa diperoleh dari Sulawesi Selatan sendiri.

Awal hadir di pasaran, produknya yang tidak dilirik orang merupakan pengalaman yang biasa. Namun hal itu tak lantas membuat nenek dua cucu ini patah semangat. Ia terus mencoba dan tidak berhenti mencari siapa target dan di mana pasar dari produk metenya.

Mengolah kacang mete bukan tanpa hambatan dan tantangan, sebab dihadapkan pada beragam asumsi bahwa mengonsumsi camilan ini bisa memicu kenaikan kolesterol. Namun, mitos itu ditepis dengan edukasi kandungan nutrisi kacang mete, yang banyak orang belum tahu.

"Jangan takut kolesterol, jangan takut asam urat. Mete tidak baik bagi kesehatan itu mitos. Sepanjang kita konsumsi mete sesuai takaran yang disajikan, itu aman," urai Lily.

Agar mete olahannya diterima masyarakat, beberapa kali ia melalukan riset sederhana guna mengetahui plus-minus produknya.

Ikhtiar tersebut memperlihatkan bahwa Lily tak kenal putus asa. Ia terus meyakinkan diri bahwa produknya juga mampu bersaing dengan mete olahan perusahaan-perusahaan besar.

Oleh karena itu, pesaing bisnisnya pun disulap menjadi motivator untuk terus mengembangkan produk. Perempuan kelahiran tahun 1971 ini meyakini bahwa camilan yang dibuatnya kaya akan rasa, memiliki cita rasa yang khas, dan berkualitas.

Berbenah menjadi salah satu hal paling penting dalam menjalankan usahanya. Diakui bahwa masih banyak kekurangan yang masih perlu diperbaiki, meskipun komplain konsumen hampir tidak pernah ada.

Kalaupun ada, komplain ini dianggap upaya mengontrol kualitas produk guna menghasilkan produk yang lebih baik ke depan.

Tidak semudah membalikkan telapak tangan, menjadi ungkapan yang pas atas jerih payah Lily mengangkat pamor produk miliknya yang telah diperkenalkan ke sejumlah negara.
Mente Bunly yang dijajakan di Mesir Expo pada April 2023 lalu. ANTARA/HO-Lily Nuryah


Dijajakan di Mesir

Berkat kerja kerasnya sejak 2017, mete olahan Lily kini telah merambah pasar internasional dan bisa ditemukan di salah satu minimarket di Mesir usai produk ini dipromosikan pada Expo Kairo yang digelar pada April 2023.

Mete Bunly juga telah melanglang ke sejumlah negara melalui beragam pameran, seperti di China, Hong Kong, Jepang, Singapura, Seoul Korea Selatan, dan Mesir.

Sementara di dalam negeri, Lily memasok hotel-hotel di Makassar, Jakarta, Yogyakarta, dan Bandung.

Debut Lily dalam bisnis kuliner tidak lepas dari pendampingan BRI, yang turut mendorong pengembangan UMKM untuk peningkatan ekonomi masyarakat.

Bergabung sebagai mitra bank itu pada 2018, Lily berkesempatan mengikuti inkubator UMKM pada akhir 2019 hingga awal 2020. Ia berhasil menjadi salah seorang dari 20 finalis yang mewakili Sulawesi Selatan.

Sejumlah pencapaian pun mulai mengikutinya. Ia banyak bermitra dengan beberapa toko di Jakarta, bahkan di seluruh Indonesia berkat dukungan bank BUMN tersebut.

Usai memperoleh pendampingan bank pelat merah tersebut, omzet usaha kacang metenya meningkat drastis hingga 50 persen. Sekarang ia mampu mengantongi omzet sekitar Rp50-60 juta sebulan.

Saat ini, produknya juga tengah disiapkan untuk masuk ke toko ritel modern di Seoul. Ia terus memperluas ekspansi usaha dengan cara memiliki satu cabang di luar Makassar sebagai distributor, yang bertugas menggaet reseller untuk memperluas jangkauan pemasarannya.


 

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023