Kupang (ANTARA) - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat jumlah penerima fasilitas kredit Ultra Mikro (UMi) di Nusa Tenggara Timur (NTT) bertambah sebanyak 944 debitur atau unit usaha yang tersebar di provinsi berbasiskan kepulauan itu.

"Penerima fasilitas UMi hingga akhir Mei 2023 sebanyak 9.311 debitur atau bertambah 944 debitur dari kondisi Januari-April 8.367 debitur," kata Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi NTT Kemenkeu Catur Ariyanto Widodo ketika dikonfirmasi di Kupang, Senin.

Ia menyampaikan hal itu berkaitan dengan progres realisasi penyaluran pembiayaan kredit UMi pada tahun 2023 untuk mendukung usaha ekonomi warga di NTT.

Hingga akhir Mei 2023, kata dia, total nilai pembiayaan UMi yang sudah disalurkan tercatat sebesar Rp38,29 miliar.

Ia menyebutkan penyaluran terbesar dilakukan melalui PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dengan total Rp32,33 miliar untuk 7.835 debitur.

"Dari sisi sasaran penyaluran didominasi pada sektor perdagangan besar dan eceran," katanya.

Secara nasional, kata dia, tingkat penyaluran UMi di NTT hingga akhir Mei menempatkan NTT berada di urutan 13 dibandingkan dengan provinsi lainnya.

Lebih lanjut, Catur mengatakan jumlah debitur yang mengakses modal untuk usaha melalui kredit UMi ini menunjukkan terus bertumbuhnya minat masyarakat untuk berusaha.

Pemerintah, kata dia, berperan untuk terus mengarahkan agar yang tumbuh itu sektor-sektor produktif yang potensial di NTT, seperti pertanian, peternakan, kelautan dan perikanan, dan lainnya.

Lebih lanjut, Catur menjelaskan, nantinya ketika usaha debitur yang memanfaatkan UMi bisa berkembang dan berada di level bisa mengakses kredit bank (bankable) maka diupayakan terus berkembang.

Caranya, kata dia, adalah memperkecil insentif bagi debitur dengan mengurangi subsidi bunga dari tahun ke tahun untuk mendorong agar usaha bisa naik kelas.

"Kalau dulu ketika debitur mendapat KUR pertama, kedua, itu bunganya tetap disubsidi atau hanya enam persen saja, tetapi dengan ketentuan yang baru bunga ditingkatkan secara bertahap," katanya.

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2023