Inflasi diperkirakan akan mulai kembali meningkat pada akhir tahun nanti
Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah memproyeksikan tingkat inflasi Indonesia secara keseluruhan sepanjang tahun 2023 tidak akan jauh dari level 4 persen.

“Inflasi diperkirakan akan mulai kembali meningkat pada akhir tahun nanti. Meskipun demikian secara keseluruhan tahun, inflasi di Indonesia tidak akan jauh dari angka 4 persen,” kata Piter saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.

Menurutnya, sektor transportasi tetap menjadi sektor yang paling berpotensi mendorong meningkatnya inflasi untuk tahun ini. Hal tersebut dikarenakan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang cenderung masih tinggi dengan tingkat permintaan (demand) yang juga tinggi.

Hal tersebut wajar bila dibandingkan dengan kondisi tahun lalu ketika peran sektor transportasi terhadap inflasi masih rendah imbas dari pandemi. Namun, saat pandemi berakhir pada tahun ini, terjadi peningkatan permintaan BBM yang cukup tinggi sehingga berdampak pada sumbangsih sektor transportasi terhadap tingkat inflasi Indonesia.

Meskipun demikian, Piter memprediksi inflasi yang besar di sektor transportasi hanya akan terjadi pada tahun ini. Tahun depan, inflasi pada sektor transportasi diperkirakan akan mereda.

Lebih lanjut, Piter menjelaskan, meskipun tingkat inflasi bulanan Juni sebesar 0,14 persen (mtm) meningkat dibandingkan bulan Mei yang sebesar 0,09 persen (mtm), namun secara tahunan (yoy) tingkat inflasi Indonesia mengalami adanya tren penurunan.

Inflasi tahunan pada Juni 2023 tercatat sebesar 3,52 persen (yoy) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 115,00 persen.

Capaian tersebut memperlihatkan bahwa inflasi tahunan konsisten mengalami penurunan sejak Maret 2023, yakni sebesar 4,97 persen, 4,33 persen, 4 persen, dan 3,52 persen secara berturut-turut.

“Hal ini menurut saya sesuatu yang menggembirakan. Inflasi tahun 2023 pada mulanya diperkirakan akan cukup tinggi di kisaran 4 - 4,5 persen seiring dengan pulihnya ekonomi pasca pandemi dan gejolak global yang menyebabkan tingginya harga energi dan barang-barang pangan. Tetapi tren inflasi di Indonesia terus menunjukkan penurunan,” jelas Piter.

Adapun BPS mencatat penyumbang inflasi tahunan terbesar pada Juni 2023 adalah kelompok transportasi yang mencatatkan inflasi sebesar 10,18 persen dan memberikan andil sebesar 1,23 persen terhadap inflasi umum.

Penyumbang inflasi terbesar berikutnya adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan tingkat inflasi sebesar 2,85 persen, serta kontribusi 1,13 persen.

Kelompok berikutnya adalah perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan inflasi sebesar 2,49 persen dan andil 0,48 persen.

Adapun kelompok yang mengalami deflasi pada inflasi tahunan Juni 2023 adalah informasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang tercatat sebesar 0,23 persen dengan andil 0,01 persen.

Bila dilihat dari kelompok komoditas, penyumbang terbesar pada inflasi tahunan Juni 2023 adalah bensin dengan andil sebesar 0,84 persen, beras 0,38 persen, rokok kretek filter 0,22 persen, kontrak rumah 0,13 persen, dan bahan bakar rumah tangga 0,12 persen terhadap inflasi umum.

Baca juga: BPS catat inflasi tahunan Juni 2023 sebesar 3,52 persen
Baca juga: BPS: Inflasi Juni 0,14 persen didorong oleh momen Idul Adha


Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023