Ini juga akan bisa meningkatkan perekonomian di negara-negara ASEAN
Surabaya (ANTARA) - Dekan School of Business and Management (SBM) Petra Christian University, Josua Tarigan Ph.D menilai penggunaan mata uang lokal sebagai alat transaksi pada KTT ASEAN ke-42 berdampak positif dengan munculnya stabilitas perekonomian di kawasan Asia Tenggara.

"Ini juga akan bisa meningkatkan perekonomian di negara-negara ASEAN. Salah satu yang bisa didapatkan oleh Indonesia," ujar Josua kepada ANTARA di Surabaya, Jawa Timur, Selasa.

Kebijakan tersebut, kata dia, juga mereduksi pengaruh dari mata uang dolar Amerika Serikat sehingga mampu memperkuat dan melahirkan kemandirian perekonomian negara-negara ASEAN.
Hal tersebut nantinya juga akan menjadi sisi potensial meningkatkan pendapatan negara, seperti melalui sektor perdagangan, jasa, dan pariwisata.

Dia mengatakan pemilihan tempat pelaksanaan KTT ASEAN di Labuan Bajo juga merupakan cara pemerintah untuk menyelaraskan kebijakan dengan promosi kawasan wisata.

Josua mencontohkan selain sumber daya alam, pendapatan Indonesia muncul dari sektor pariwisata dan salah satu hal yang mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi, yakni dengan ada kemudahan proses transaksi.

"Jadi keberadaan dolar ini sangat mempengaruhi. Kami lihat tentu ini akan menjadi potensial untuk ASEAN dan penguatan mata uang," ucapnya.

Kendati demikian, Josua menyebut kebijakan tersebut harus terus dilakukan penyesuaian, sebab nilai tukar mata uang antarnegara juga berpengaruh pada perbedaan biaya yang ada di pasaran.

"Saat kita berbicara mata uang lokal nilainya kan akan semakin tinggi. Contohnya seperti Dolar Singapura lebih tinggi dibanding rupiah dan mata uang dari Vietnam, jauh," tuturnya.

Dia pun yakin dengan kondisi tersebut Pemerintah Indonesia bakal mencari solusi untuk melakukan penerapan penggunaan mata uang lokal dan konektivitas pembayaran digital antarnegara ASEAN.

"Itulah pentingnya komunitas ASEAN ini," ucapnya.

Di sisi lain, Josua menyatakan munculnya kebijakan soal mata uang ini harus dimanfaatkan oleh pemerintah untuk membangun suatu iklim pasar dengan maksimalisasi keberadaan pelaku usaha dan industri dalam negeri. Artinya, lanjut dia, Indonesia tak boleh hanya menjadi sasaran pasar, tetapi mampu tampil sebagai produsen.

Josua menyimpulkan aspek itu harus dibarengi dengan penguatan dan pemerataan pada sistem pendidikan masyarakat.

"Pemerintah bisa menampilkan inovasinya, jadi itu salah satu tugas pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan sehingga menampilkan sisi kreativitas pelaku usaha. Jadi salah satu tugas pemerintah untuk meningkatkan sumber daya manusia," kata Josua.


Baca juga: Ekonom Danamon: LCS tepat untuk merespons dinamika ekonomi global
Baca juga: Presiden: ASEAN sepakat perkuat implementasi transaksi mata uang lokal
Baca juga: BI terus memperluas kerja sama LCT untuk dukung stabilitas moneter

Pewarta: Abdul Hakim/Ananto Pradana
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023