Kekuatan inilah yang ingin kita satukan agar kawasan ini menjadi sebuah pusat produksi, utamanya sesuai dengan potensi yang kita miliki
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan kekuatan ASEAN sebagai kawasan yang memiliki daya saing tinggi, utamanya dalam pengembangan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang saat ini juga tengah digenjot China.

Menperin dalam China-ASEAN Forum on Emerging Industries 2023 di Shenzhen, China, Selasa, menyebutkan ASEAN sebagai kawasan dengan potensi besar karena populasi lebih dari 650 juta jiwa serta pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi.

“Sesuai yang disampaikan Bapak Presiden RI Joko Widodo, bahwa banyak barang-barang produksi yang berkualitas yang telah dihasilkan oleh anggota ASEAN. Kekuatan inilah yang ingin kita satukan agar kawasan ini menjadi sebuah pusat produksi, utamanya sesuai dengan potensi yang kita miliki. Misalnya electric vehicle (EV), baterai EV, dan produk-produk lainnya yang memiliki daya saing yang tinggi dibandingkan negara-negara yang lain. Apalagi China adalah produsen EV terbesar di dunia, jadi ini kesempatan penting,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

China-ASEAN Forum mengangkat tema openness, inclusiveness, coordination and sharing for greater practical cooperation in emerging industries.

Dalam forum ini, Menperin mengangkat isu-isu prioritas dari Keketuaan ASEAN 2023. Pasalnya, sebagai pemegang Keketuaan ASEAN 2023, Indonesia ingin mendorong agar kawasan Asia Tenggara menjadi kawasan dengan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Terkait isu prioritas ekonomi yang terkait upaya recovery and rebuilding, Menperin mengemukakan Indonesia akan mendorong prospek pemulihan untuk membangun kembali pertumbuhan regional, konektivitas dan daya saing, serta memperkuat ketahanan pangan dan keuangan dengan memastikan rantai pasok pangan.

“ASEAN bertekad untuk membuat koalisi kerja sama yang kuat, optimis, dan didorong dengan semangat persatuan,” tuturnya.

Isu berikutnya yang dipaparkan Menperin dalam forum tersebut yaitu terkait mempercepat transformasi ekonomi digital yang inklusif dan partisipatif, serta meningkatkan infrastruktur digital yang berkualitas untuk menjembatani kesenjangan digital.

“ASEAN telah memiliki potensi yang sangat besar dengan estimasi nilai ekonomi digital akan mencapai 1 triliun dolar AS pada tahun 2030,” sebutnya.

Menurut Menperin, terdapat tantangan dalam upaya pengembangan ekonomi digital, dan hal tersebut dapat diselesaikan dengan kolaborasi antara stakeholder publik dan partisipasi dari sektor privat, sehingga akan meningkatkan infrastruktur digital dan mengatasi kesenjangan digital di masyarakat.

Di samping itu, ASEAN juga turut memperhatikan keberlanjutan dalam upaya perekonomian dalam rangka menerapkan praktik bisnis jangka panjang yang bermanfaat bagi generasi yang akan datang.

“ASEAN berharap dapat menjadi pemimpin global dalam ekosistem mobil listrik. Kemitraan dengan Tiongkok sebagai produsen terbesar EV yang pangsa pasarnya mencapai sepertiga dari produksi global akan dapat mewujudkan cita-cita ASEAN menjadi lebih hijau dan berkelanjutan melalui upaya regional ini,” imbuhnya.

Menperin menambahkan, pihaknya juga meminta seluruh stakeholder untuk dapat memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh Indonesia, ASEAN, dan China dalam mengembangkan kemitraan yang prospektif di masa depan.

“Tujuannya adalah untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan menggunakan kemampuan yang kita miliki,” terangnya.

Menperin berharap bahwa Forum China-ASEAN mampu menjaga momentum di tengah lingkungan global yang amat dinamis.

"Kolaborasi sangat diperlukan untuk membangun kerja sama ekonomi yang saling menghormati dan menguntungkan, termasuk menjamin keberlanjutan rantai nilai di kawasan,” kata Menperin.

 

Baca juga: Konferensi Vokasi ASEAN ingin hubungkan pendidikan dan dunia industri
Baca juga: Mewujudkan asa jadi pemain kunci EV dunia lewat Keketuaan ASEAN
Baca juga: Pengamat: Semarang strategis jadi jembatan industri kawasan ASEAN


Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023