Jakarta (ANTARA) – Bersinergi dengan berbagai pihak, Bea Cukai terus mendorong pelaku UMKM untuk bisa ekspor. Hal ini dilakukan Bea Cukai, sejalan dengan upaya pemerintah untuk manaikkan kontribusi ekspor UMKM nasional di kisaran 17% pada tahun 2024.

Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Encep Dudi Ginanjar menjelaskan, berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UMKM tahun 2022, jumlah UMKM lebih mendominasi dibandingkan jumlah usaha besar yang ada, yaitu sebesar 99,98%. Jumlah ini terdiri dari 99,62% usaha mikro, 0,3% usaha kecil, dan 0,06% usaha menengah. “Sayangnya, kontribusi ekspor UMKM masih kalah dengan usaha lainnya, kondisi inilah yang menggerakkan Bea Cukai untuk turut serta dalam mendorong UMKM bisa ekspor,” ujarnya.

Di wilayah Jawa Timur, Bea Cukai Gresik bersama pemerintah daerah setempat berhasil mempertemukan UMKM di wilayah Gresik dan Lamongan dengan buyer potensial asal Malaysia. Dilaksanakan selama dua hari, yaitu 03-04 Juli 2023, kegiatan dilakukan guna melihat produk-produk UMKM unggulan di kedua daerah tersebut. Kegiatan yang bertajuk temu bisnis itu ditargetkan mampu menciptakan nilai transaksi hingga puluhan miliar.

Encep menjelaskan, sedikitnya ada 30 pelaku UMKM hadir dan memamerkan aneka produknya. Produk-produk yang ditawarkan pun memiliki kualitas yang mampu bersaing dengan produk mancanegara. “Harapannya para buyer asal Malaysia ini dapat melakukan penjajakan terhadap produk UMKM yang diinginkan. Selain itu sudah ada pasar yang terbentuk antara Indonesia dan Malaysia, tercatat sebanyak 13,6 miliar USD telah dibukukan dalam ekspor non-migas pada tahun 2022.”

Upaya serupa juga dilakukan Bea Cukai Medan di wilayahnya pada pertengahan Juni lalu (14/06). Bea Cukai Medan bersama Pokja Teknis Joint Program UMKM Kemenkeu Satu Sumatera Utara, mengadakan koordinasi ke kantor Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Kota Medan untuk mendorong lebih banyak UMKM Sumatera Utara untuk ekspor. Melalui kegiatan ini Bea Cukai Medan dan Kemenkeu Satu Sumatera Utara melakukan pemetaan terhadap UMKM binaannya berdasarkan data potensial yang bersumber dari IWAPI Kota Medan.

Terkait program ini, Encep mengatakan UMKM binaan akan dipetakan berdasarkan tiga klaster yang telah disepakati oleh Pokja Teknis Joint Program UMKM Kemenkeu Satu Sumatera Utara, yaitu klaster start up, klaster siap mandiri, dan klaster siap ekspor. “Pengelompokkan ini bertujuan untuk mempermudah penyampaian asistensi agar tepat sasaran sesuai kebutuhan masing-masing klister,” tegasnya.

Harapannya koordinasi baik bisa terus terjaga agar program bisa terlaksana dan target terreaisasi secara sempurna, sehingga pasar UMKM semakin luas dan meningkatkan ekonomi dari sektor UMKM secara nasional.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2023