Sarhunta Borobudur ini sebenarnya sudah sangat siap, karena memang para pemilik sarhunta homestay ini sudah dilatih
Magelang, Jawa Tengah (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa III menyebutkan sarana hunian tetap (sarhunta) kawasan wisata Borobudur siap mendukung sektor pariwisata.
  "Sarhunta Borobudur ini sebenarnya sudah sangat siap, karena memang para pemilik sarhunta homestay ini sudah dilatih," ujar Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa III Salahudin Rasyidi mewakili Direktur Jenderal Perumahan Iwan Suprijanto di Desa Wanurejo, Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, pada Jumat.



Salahudin mengatakan Kementerian PUPR tidak bekerja sendiri dan siap berkoordinasi dengan kementerian/lembaga negara lainnya seperti Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta pemerintah daerah.

Para pemilik homestay ini juga mendapatkan pelatihan-pelatihan dalam mengelola homestay yang dimiliki, karena terdapat standard-standard yang harus dipenuhi.

Pemilik homestay ini juga memiliki komunitas dan kelompok, bahkan ada juga homestay yang dikelola bersama-sama dengan Balai Ekonomi Desa.

Baca juga: PUPR targetkan penanganan jalan Pansela Yogyakarta selesai 2024

Baca juga: Kota Bandung gandeng PUPR penuhi kebutuhan 120 ribu hunian warga


"Hal ini merupakan upaya dalam menyiapkan masyarakat yang sudah dibantu dengan infrastruktur fisik oleh Kementerian PUPR, agar masyarakat bisa mendapatkan manfaat dari pembangunan infrastruktur tersebut," kata Salahudin.

Dia juga mengatakan terdapat 382 sarhunta yang memiliki fungsi usaha baik sebagai homestay, kafe, maupun galeri seni kerajinan di Borobudur.

Sementara itu, PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko (TWC) selaku pengelola Kawasan Candi Borobudur menyatakan siap mengantisipasi lonjakan kunjungan sebagai dampak dari perhelatan Piala Dunia U-17.

"Saya kira kalau terjadi lonjakan kunjungan ke Borobudur akibat gelaran Piala Dunia U-17, maka kuncinya adalah bagaimana mendistribusikan wisatawan yang sudah datang ke Borobudur namun tidak mendapatkan kesempatan untuk masuk ke candi karena adanya pembatasan," kata General Manager TWC Borobudur Jamaluddin Mawardi.

Dengan demikian, lanjutnya, para wisatawan tersebut harus didistribusikan ke kawasan di Borobudur.

"Wisata ke Borobudur ini paradigmanya harus berbeda, dulu wisata ke Borobudur harus naik ke candinya namun sekarang pelan-pelan harus digeser yang mana berwisata ke Borobudur berarti ke kawasannya. Saya kira proses penyebarannya yang harus diantisipasi seandainya terjadi peningkatan kunjungan wisatawan karena adanya dampak Piala Dunia U-17," ujar Jamaluddin Mawardi.

Baca juga: Menparekraf minta Dirut baru BPOB gaet 20 juta wisatawan ke Borobudur

Baca juga: TWC: Potensi wisatawan ASEAN ke Borobudur tinggi

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023