Percaya diri saja, be confident. Berani untuk keluar dari comfort zone
Pengaruh ayahnya yang juga berprofesi sebagai insiyur membuat wanita berzodiak Virgo ini akhirnya semakin tertarik dengan jurusan teknik.

Dengan dukungan dari keluarganya saat menuju pendidikan tinggi, ia pun mantap merantau ke Negeri Paman Sam dan menimba ilmu dengan jurusan teknik kedirgantaraan atau dikenal sebagai Aerospace Engineering di California Polytechnic State University.

Menyadari industri yang akan diembannya didominasi oleh pria, Nia mengaku dirinya tidak terlalu memusingkan masalah tersebut. Justru ia mengatakan posisinya sebagai perempuan membawa tantangan dan keunggulan tersendiri di industri luar angkasa.

"Menjadi wanita itu keunggulan, karena wanita punya kepekaan yang lebih baik dan memiliki kemampuan membangun unsur humanis dan dapat membangun semangat untuk timnya saat bekerja," kata Nia dengan tegas.

Di masa kini, Nia mengaku bersyukur karena mendapatkan lingkungan kerja yang mendukung generasi muda untuk berkembang.

Sebagai perusahaan pertamanya sejak meniti karier, PT Pasifik Satelit Nusantara memberikan peluang bagi dirinya mengerjakan proyek strategis nasional yang bermanfaat bagi banyak Warga Negara Indonesia.

Sembari menjalankan pemantauan dan supervisi pada SATRIA-1 yang saat ini menuju orbit, Nia menantikan proyek satelit lainnya, misalnya untuk pemanfaatan Internet of Things (IoT) yang bisa menjadi solusi baru lainnya bagi masyarakat Indonesia.

Untuk masa depan industri luar angkasa di Indonesia, tak lupa Nia membagikan harapannya agar semakin banyak generasi muda, khususnya perempuan, untuk tak takut mencoba jurusan teknik kedirgantaraan.

Menurutnya, dengan kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan, potensi pengembangan produk luar angkasa seperti satelit semakin dibutuhkan untuk menjadi solusi bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan.

"Percaya diri saja, be confident. Berani untuk keluar dari comfort zone. Karena menjadi wanita di bidang yang banyak laki-lakinya, bukanlah kekurangan tapi suatu keunggulan," katanya.

Di balik itu, Nia berharap sistem pendidikan yang saat ini mendukung karier untuk industri luar angkasa bisa lebih berkembang dengan menghadirkan kelas pemikiran kritis atau critical thinking.

Dengan demikian bisa lebih banyak tercipta para insinyur dan pemberi solusi asal Indonesia untuk mengembangkan industri luar angkasa lebih handal di masa mendatang.

Baca juga: PSN pastikan infrastruktur beroperasi jelang peluncuran Satelit Satria

Baca juga: Satelit SATRIA raih penghargaan di PFI Awards 2021

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2023