Dhaka (ANTARA) - Mahkamah Pidana Internasional (ICC) pada Kamis (6/7) bertemu dengan pengungsi Rohingya di Bangladesh untuk mendengarkan kesaksian mereka mengenai tuduhan genosida oleh militer Myanmar.

Sebanyak 10 anggota delegasi yang dipimpin oleh Karim Asad Ahmad Khan bertemu dengan 35 pria dan wanita Muslim Rohingya yang meninggalkan negara bagian Rakhine, Myanmar pada Agustus 2017.

Para pengungsi itu membagikan pengalaman penganiayaan mereka, menurut keterangan para pejabat dan pengungsi kepada Anadolu.

Ketua Komisioner Bantuan dan Repatriasi Pengungsi Bangladesh Mohammed Mizanur Rahman, mengatakan kepada Anadolu bahwa Khan juga mengadakan pertemuan dengan pejabat setempat yang mengurus pengungsi untuk meminta peningkatan perlindungan bagi Rohingya di Cox's Bazar.

"Tim ICC berada disini di Cox's Bazar untuk kunjungan resmi dalam penyelidikan kasus genosida Rohingya. Mereka telah bertemu warga Rohingya dan mengambil kesaksian mereka," kata Rahman.

"Kami mendukung mereka (ICC) seperti yang kami lakukan sebelumnya ketika mereka mengunjungi Cox's Bazar," lanjutnya.

Para pejabat mengatakan mereka akan memberikan keamanan, keselamatan dan dukungan logistik yang dibutuhkan, ujar dia.

Pembersihan etnis hingga pemerkosaan

Ketua Masyarakat Arakan Rohingya untuk Perdamaian dan Hak Asasi Manusia (HAM) Muhammad Zubair, mengatakan kepada wartawan, kesaksian yang diterima ICC termasuk pembersihan etnis, penyiksaan, kehilangan martabat, dan pembakaran rumah di Myanmar selama penumpasan pada Agustus 2017.

Mereka juga memberikan kesaksian tentang kehilangan harta benda, eksekusi dan pemerkosaan.

Pada November 2019, para hakim di ICC menyetujui permintaan penuntutan untuk menyelidiki kejahatan terhadap minoritas Muslim Rohingya Myanmar, meskipun Myanmar sejak saat itu menolak yurisdiksi pengadilan internasional mengenai masalah tersebut.

Myanmar yang tidak menjadi bagian dari Statuta Roma, telah dituduh melakukan penyiksaan secara luas terhadap Rohingya.

Delegasi ICC yang tiba di Bangladesh pada Selasa untuk menyelidiki tingkat penyiksaan yang dilakukan militer Myanmar akan berada di negara itu hingga Jumat.

Menteri Luar Negeri Bangladesh A K Abdul Momen pada Rabu memastikan Khan bahwa Dhaka akan menyediakan semua dukungan dan kerjasama kepada ICC berkaitan dengan penyelidikan.

Selain dengan Menteri Luar Negeri, Khan juga bertemu Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina di hari yang sama.

Dalam cuitannya, dia berkata: "Kami setuju: dunia tidak boleh melupakan Rohingya dan perlunya pertanggungjawaban. Kantor saya mendorong upaya untuk menyampaikan ini."

Orang-orang paling teraniaya

Rohingya, digambarkan PBB sebagai orang-orang paling teraniaya di dunia, telah mengalami ketakutan meningkat akan serangan sejak puluhan orang tewas dalam kekerasan komunal pada tahun 2012.

Menurut Amnesti Internasional, lebih dari 750 ribu pengungsi Rohingya, terutama wanita dan anak-anak, mengungsi dan menyeberang ke Bangladesh setelah pasukan Myanmar melakukan penumpasan bagi masyarakat Muslim minoritas pada Agustus 2017.

Hal itu mendorong jumlah pengungsi di Bangladesh melebihi 1,2 juta orang.

Sejak 25 Agustus 2017, hampir 24 ribu Muslim Rohingya tewas terbunuh pasukan Myanmar, menurut laporan oleh Badan Pembangunan Internasional Ontario (OIDA)

Lebih dari 34 ribu Rohingya dilempar ke api, sementara 114 ribu lainnya disiksa, dalam laporan OIDA yang berjudul Migrasi Paksa Rohingya: Pengalaman yang Tak Terungkap.

Sebanyak 18 ribu perempuan dan remaja perempuan Rohingya diperkosa militer dan polisi Myanmar dan lebih dari 115 ribu rumah Rohingya dibakar, sementara 113 ribu lainnya dirusak, tambah laporan itu.

Saat ini, hampir 1,2 juta Rohingya tinggal di Bangladesh, yang sebagian besar mengungsi akibat penumpasan militer yang brutal di negara bagian Rakhine pada Agustus 2017.

Sementara sebagian besar mereka masih bertempat tinggal di kamp Cox's Bazar, sekitar 30.000 pengungsi telah dipindahkan ke pulau Bhasan Char sejak akhir 2000.

Baca juga: Meredam konflik penting guna atasi "bom waktu" krisis pengungsi global
Baca juga: Bangladesh janji bawa kembali Rohinya jika pemulangan gagal
Baca juga: UNHCR sebut pengungsi Rohingya di Aceh tersisa 154 orang


Sumber: Anadolu

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023