KRI Kakap 811 berlayar dari pulau ke pulau, menjangkau daerah-daerah terpencil yang belum terjamah layanan perbankan.
Manado (ANTARA) - Pada pagi yang cerah di Pelabuhan Bitung, Provinsi Sulawesi Utara, Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Kakap 811 bersiap untuk sebuah perjalanan yang penuh makna.

Kapal kokoh dan gagah itu, kini ditugaskan untuk membawa tim Bank Indonesia ke pulau terluar, terdepan, dan terpencil (3T) Indonesia.

Sosok KRI Kakap 811 melambangkan keberanian dan semangat perjuangan, sementara Bank Indonesia mewakili keadilan dan kesejahteraan ekonomi.

Keduanya bergandengan tangan  membawa layanan perbankan kepada penduduk pulau-pulau di wilayah 3T.

Di tengah lautan biru yang memisahkan Sulawesi Utara dengan Filipina, terdapat serangkaian pulau-pulau kecil yang tergolong dalam wilayah 3T.

Di antaranya, Pulau Karakitang, Pulau Lirung, Pulau Karekelong, Pulau Karatung, dan Pulau Miangas. Pulau-pulau ini menjadi fokus utama BI Sulut untuk meningkatkan literasi keuangan di wilayah tersebut.

Rute kegiatan atas koordinasi yang baik oleh tim kas keliling dan literasi dengan Komandan KRI Kakap 811 Mayor Laut (P) Yacob Tri Raharjo setelah melihat perkiraan cuaca tujuh hari ke depan.

KRI Kakap 811 berlayar melintasi samudra yang tenang, mengikuti rute yang telah ditentukan. Di dalam kapal, tim Bank Indonesia bersiap dengan segala perlengkapan yang dibutuhkan untuk kas keliling, termasuk uang tunai, peralatan perbankan, dan materi pendidikan keuangan.

Kapal tersebut dipenuhi personel tim dari Bank Indonesia yang terdiri atas petugas keuangan, ahli ekonomi, dan perwakilan dari bank-bank lokal. Mereka memiliki tujuan yang mulia, yakni memperkuat akses keuangan bagi penduduk kepulauan Sulut dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kegiatan perbankan.

KRI Kakap 811 berlayar dari pulau ke pulau, menjangkau daerah-daerah terpencil yang belum terjamah oleh layanan perbankan.

Di setiap pulau, mereka memberikan layanan perbankan yang mencakup pengiriman uang, pembukaan rekening, konsultasi keuangan, serta pelatihan dan edukasi tentang perencanaan keuangan.

Alhasil, perjalanan ke pulau pertama yakni Miangas yang berbatasan langsung dengan Filipina, tidak terdapat kendala seperti cuaca buruk dan gelombang air laut yang tinggi, sehingga aman untuk berlayar.

Pulau Miangas seolah tempat yang terisolasi karena masyarakat harus berdiam diri di pulau mengingat ombaknya cukup tinggi.

Namun, tidak dapat dimungkiri dalam perjalanan terdapat gelombang air laut yang tinggi antara perjalanan Pulau Karatung ke Pulau Karakelang dan Pulau Lirung ke Pulau Kahakitang.

Ketika kapal tiba di pulau pertama, yakni Pulau Miangas, penduduk pulau tersebut sangat terkejut namun bersemangat menyambut.

Tim kas keliling dan literasi disambut oleh aparat pemerintah dan tokoh masyarakat di setiap pulau yang terdiri atas camat, danramil, kapolsek, danposal, danposad, tokoh agama, dan tokoh adat setempat.

Mereka menyambut tim BI dengan datang langsung ke pulau mereka. Beberapa penduduk berlarian ke pantai.

Pada saat yang sama, tim dari Bank Indonesia juga menyambut penduduk dengan ramah dan penuh semangat.

Ternyata di Pulau Miangas ,sebuah kabar gembira itu segera menyebar di masyarakat. Bank Indonesia telah mengumumkan bahwa uang rupiah baru telah tersedia dan bisa ditukar.

Masyarakat di seluruh wilayah kepulauan tersebut akan dapat menukar uang lama mereka dengan uang anyar.

Berita ini menyulut kegembiraan dan antusiasme di setiap sudut Pulau Miangas.

Warga Pulau Miangas merasa bangga menjadi bagian dari kunjungan tersebut. Mereka menunggu dengan sabar kedatangan tim dari Bank Indonesia untuk memulai penukaran.

Mereka membawa peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk memberikan layanan perbankan. Tim kas keliling bekerja sama dengan pemerintah daerah dan perbankan yang beraktivitas di wilayah tersebut.

Penduduk Pulau Miangas, yang terletak di ujung utara Indonesia, tampak antusias dan menantikan kedatangan kapal tersebut. Kehadiran Bank Indonesia dan KRI Kakap 811 memberikan harapan baru bagi mereka.

Tim kas keliling membawa koper yang penuh dengan uang baru dan siap untuk memberikan layanan yang prima kepada masyarakat.

Prosesi kas keliling dimulai dengan penduduk pulau mengantre dengan sabar. Mereka membawa uang lama mereka yang lusuh dan siap untuk ditukarkan dengan uang baru.

Penduduk pulau tersebut memenuhi area pertukaran, dengan anak-anak yang riang berlari-larian di sekitar mereka. Suasana ceria dan penuh harapan terasa di udara.

Petugas Bank Indonesia dengan ramah dan penuh perhatian menerima masyarakat satu per satu untuk menukarkan uang lama mereka.

Tim Bank Indonesia dengan teliti memeriksa setiap uang dan memberikan uang baru kepada penduduk dengan senyum hangat.

Masyarakat di wilayah kepulauan Sulut ini merasa bahagia dan lega saat mereka memegang uang baru. Mereka melihat uang baru ini sebagai simbol perubahan dan kemajuan. Beberapa dari mereka mulai membayangkan peluang baru yang mungkin terbuka, seperti meningkatkan usaha mereka atau memperbaiki rumah mereka.

Namun, kas keliling Bank Indonesia tidak hanya sekadar penukaran uang. Mereka juga mengadakan sesi edukasi keuangan untuk meningkatkan literasi dan pengetahuan keuangan di Pulau Miangas dan keempat pulau lainnya.

Masyarakat diberikan informasi tentang pengelolaan keuangan yang bijaksana, tabungan, dan peluang investasi.

Mereka memberikan saran tentang cara mengelola uang dengan bijaksana, menghindari penipuan, dan pentingnya menabung untuk masa depan.

Selama beberapa hari, KRI Kakap 811 menjadi pusat kegiatan yang sibuk di lima pulau tersebut.

Proses kas keliling berlangsung selama beberapa hari (17--23/6) dan setiap pulau dikunjungi dengan penuh perhatian dan kepedulian.

Tim Bank Indonesia bekerja keras untuk memastikan bahwa setiap penduduk kepulauan Sulut mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengakses layanan perbankan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kemakmuran mereka.

Tim Bank Indonesia berkomunikasi dengan masyarakat, mendengarkan cerita dan tantangan yang mereka hadapi.
Masyarakat merasa dihargai dan diakui sebagai bagian penting dari negara ini.


Cerita warga

Selama kas keliling berlangsung, cerita-cerita menarik mulai terungkap. Ada seorang nelayan yang bercerita tentang betapa sulitnya mengirim uang kepada keluarga di pulau tetangga tanpa adanya bank lokal.

Ada juga seorang petani yang berbagi pengalaman tentang kesulitan mereka dalam mengakses kredit untuk mengembangkan usaha pertanian mereka. Tim Bank Indonesia dengan saksama mendengarkan dan cermat mencatat setiap cerita tersebut.

Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Utara Andry Prasmuko menyebut kegiatan kas keliling dan literasi keuangan sejak lima tahun terakhir ini telah empat kali dilakukan.

Yang pertama dilangsungkan pada tahun 2018 menggunakan KRI Sultan Iskandar Muda, tahun 2019 menggunakan KRI Sultan Nuku 373, tahun 2021 menggunakan KRI Kakap 811, dan pada tahun 2022 menggunakan KRI Ajak 653.

Kegiatan ini sangat membantu masyarakat dalam mendapatkan layanan penukaran uang dari uang yang sudah lusuh atau rusak dapat ditukarkan menjadi uang hasil cetak sempurna (HCS) tahun emisi 2022 sebagai alat tukar yang sah di NKRI dalam mendorong kegiatan perekonomian khususnya di wilayah 3T.

Beberapa pulau yang disinggahi oleh Tim Kas Keliling dan Literasi itu memang tidak terdapat akses untuk ke perbankan dan harus menggunakan kapal perintis dengan waktu perjalanan yang cukup lama dan kondisi cuaca yang tidak menentu.

Jumlah realisasi penukaran uang baru sebesar Rp4,15 Miliar atau 100 persen dari modal kerja yang disediakan.
Tim kas keliling Bank Indonesia bekerja sama dengan TNI melakukan literasi keuangan dan menyerahkan bantuan di Pulau Lirung, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulut, Rabu (21/6/2023). ANTARA/HO-BI/Nancy L Tigauw.

Menumbuhkan rasa percaya

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sulut Andry Prasmuko menceritakan bahwa pihaknya sadar akan kurangnya pemahaman masyarakat tentang perbankan sehingga memutuskan untuk mengedukasi di sejumlah pulau tersebut.

Salah satu aspek penting yang ingin mereka sampaikan adalah tentang keberadaan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang memberikan jaminan keamanan kepada nasabah bank.

Tim edukasi dari Bank Indonesia tiba di pulau-pulau wilayah 3T dengan membawa spanduk, brosur, dan materi yang dirancang khusus untuk menyampaikan informasi dengan cara yang mudah dipahami oleh masyarakat. Mereka mengadakan pertemuan di balai desa, mengundang semua warga desa untuk hadir.

Ketika presentasi dimulai, tim edukasi dengan sabar menjelaskan tentang peran LPS dalam melindungi uang nasabah.

Tim dari BI menceritakan tentang seorang ibu yang kehilangan uang tabungannya saat bank tempat dia menabung mengalami kebangkrutan. Ibu ini sangat bingung dan takut karena semua tabungannya hilang begitu saja. Namun, berkat keberadaan LPS, akhirnya mendapatkan penggantian penuh dari LPS.

Tim edukasi memberikan penjelasan lebih mendalam tentang mekanisme LPS dan bagaimana cara mengajukan klaim jika terjadi kebangkrutan bank. Mereka juga memberikan contoh-contoh nyata dari nasabah yang telah mendapatkan penggantian melalui LPS.

Akhirnya masyarakat di kepulauan tersebut lega dan yakin bahwa menabung di bank adalah langkah yang aman. Mereka mulai mengerti pentingnya memilih bank yang terdaftar di LPS dan melihat logo LPS saat memasuki bank.

Bank Indonesia sangat senang melihat hasil dari kampanye edukasi ini dan berharap bahwa lebih banyak orang akan merasakan manfaat keberadaan LPS pada masa depan.

Dengan semangat baru, mereka tidak lagi merasa takut kehilangan tabungan dan mampu mempersiapkan masa depan yang lebih baik. Edukasi yang diberikan oleh Bank Indonesia dan keberadaan LPS telah berhasil memberikan keyakinan dan kepercayaan kepada masyarakat untuk menabung di bank.

Menurut akademisi Universitas Sam Ratulang Dr. Joy Tulung, masyarakat seharusnya tak perlu cemas saat menabung di Bank. Alasannya, simpanan mereka dijamin oleh LPS hingga Rp2 miliar per tabungan.

Terdapat syarat yang dikenal sebagai 3T yang perlu dipenuhi yakni terdaftar dalam catatan bank. Dalam hal ini, penting bagi nasabah untuk memastikan bahwa setiap transaksi mereka tercatat secara resmi dalam buku tabungan atau sistem bank yang berlaku.

Kemudian, tingkat bunga simpanan yang diterima oleh nasabah tidak boleh melebihi tingkat bunga penjaminan LPS. Hal ini berarti bank tidak boleh memberikan bunga yang lebih tinggi daripada batas yang ditetapkan oleh LPS sebagai standar penjaminan.

Tidak melakukan tindakan yang merugikan bank, seperti melakukan pelanggaran hukum yang dapat merugikan atau mengancam kelangsungan usaha bank.

Nasabah diharapkan untuk mematuhi ketentuan dan aturan yang berlaku serta tidak terlibat dalam tindakan yang dapat menyebabkan kerugian pada bank.

Dengan mematuhi ketiga syarat tersebut, masyarakat dapat merasa aman dan nyaman saat menabung di Bank. Jaminan LPS akan memberikan perlindungan finansial yang memadai dan mengurangi risiko kehilangan simpanan.

Pelaksanaan kas keliling dapat memberikan akses layanan keuangan kepada masyarakat yang tinggal di daerah terpencil atau sulit dijangkau oleh bank. Hal ini dapat membantu meningkatkan literasi dan inklusi keuangan dengan memperluas jangkauan layanan perbankan.


Editor: Achmad Zaenal M
Tim kas keliling Bank Indonesia bekerja sama dengan TNI saar berada di Pulau Miangas, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulut, Senin (19/6/2023). ANTARA/HO-Nancy L Tigauw.

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023