Jakarta (ANTARA) - Di Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung, para pekerja yang mengenakan sarung tangan memetik nanas matang di ladang dan mengopernya ke ban berjalan (conveyer belt), dengan satu unit truk yang menunggu di ujung ban berjalan tersebut untuk menampung buah-buah.

Truk itu pun bergerak ke pabrik pengalengan.

Berkat sinar matahari tropis yang cukup dan suhu tinggi sepanjang tahun, sekitar 200.000 nanas manis dipanen setiap hari di perkebunan milik PT Great Giant Pineapple (GGP), produsen nanas kalengan terkemuka berlabel swasta.

"Kami membagi perkebunan seluas lebih dari 30.000 hektare menjadi beberapa zona, dan memanen semua nanas di setiap zona sekaligus," kata Murdi Suprayitno, seorang karyawan perencanaan produksi di kelompok perkebunan satu.

Sekitar 50 persen dari produksi nanas GGP diekspor ke lebih dari 60 negara dan kawasan. Selain nanas kalengan, perusahaan itu juga memproduksi nanas segar, selai nanas, nanas potong dalam kemasan, konsentrat jus, serta koktail buah kalengan.
 


 "Segera setelah nanas segar Indonesia mendapatkan akses resmi ke pasar China, kami mulai menanam lebih banyak pohon nanas untuk meningkatkan kapabilitas produksi kami," kata Welly Soegiono, Direktur Urusan Korporasi GGP.   

Dibutuhkan sekitar delapan hingga 10 hari untuk mengirim nanas ke China, dengan perhentian di beberapa negara lain. Suhu harus dijaga tetap di bawah 10 derajat Celsius guna melindungi buah segar tersebut agar tidak busuk.

Pada Agustus 2022, Administrasi Umum Kepabeanan China menerbitkan protokol baru, yang menyetujui ekspor nanas segar Indonesia ke China jika memenuhi persyaratan.

"Ini yang telah lama kami nantikan. Karena produksi nanas dalam negeri China sangat terbatas, potensi nanas impor di sana sangat besar," kata Soegiono.

Tepat setelah mendapat persetujuan, GGP langsung mulai mengekspor nanas segar ke China. Hingga saat ini, sebanyak 42 lebih kontainer yang mengangkut lebih dari 580 ton nanas telah dikirim melalui rantai dingin dari Lampung ke pelabuhan-pelabuhan China selatan.
 
 


Dibutuhkan sekitar delapan hingga 10 hari untuk mengirim nanas ke China, dengan perhentian di beberapa negara lain. Suhu harus dijaga tetap di bawah 10 derajat Celsius guna melindungi buah segar tersebut agar tidak busuk.   

"Oleh karena itu, semua faktor tersebut membantu produk kami mendapatkan daya saing yang lebih tinggi," imbuhnya.

Setelah muatan nanas diturunkan, kontainer akan diisi dengan buah-buahan seperti apel, jeruk, dan pir, yang tumbuh subur di China tetapi tidak di Indonesia, kemudian melakukan perjalanan kembali ke Indonesia.

Perdagangan buah-buahan antara China dan Indonesia menjadi semakin intens dalam beberapa tahun terakhir.

"Di bawah skema RCEP serta Kawasan Perdagangan Bebas (Free Trade Area/FTA) China-ASEAN, GGP dapat mengekspor produk nanas ke China secara bebas bea. Dengan perizinan bea cukai yang cepat, nanas Indonesia dapat sampai ke pelanggan dengan cepat, dengan harga yang baik," kata Cindyanto Kristian, CEO buah segar dan GTM (Go to Market) PT. Sewu Segar Nusantara, sebuah perusahaan yang bertanggung jawab atas distribusi dan pemasaran buah-buahan segar yang berkolaborasi dengan GGP.
 
 

 
  "Oleh karena itu, semua faktor tersebut membantu produk kami mendapatkan daya saing yang lebih tinggi," imbuhnya

Investigasi pasar terdahulu menunjukkan bahwa pelanggan China bersedia membayar lebih untuk buah-buahan berkualitas, dan mereka lebih suka buah segar ketimbang buah kalengan, kata Kristian.

"Ini mendorong kami untuk meningkatkan standar produksi lokal. Pelanggan dapat mengetahui kualitas nanas segera setelah mengupasnya, jadi kami harus memastikan bahwa nanas yang dikirim kepada mereka segar dengan kualitas tinggi," katanya.

Saat ini, Kristian harus sering terbang antara China dan Indonesia. Dia tidak hanya mendorong perluasan pasar dari China selatan ke utara serta mencari distributor terpercaya, tetapi juga memanfaatkan berbagai pameran internasional yang diadakan di China untuk mempromosikan nanas Indonesia.

Menggunakan merek Oriji di China, GGP mulai berpartisipasi dalam berbagai festival belanja di China dan bergabung dalam penjualan daring livestreaming.

"Nanas Indonesia memiliki aroma yang kuat, warna yang cerah, dan rasa yang manis. Saya yakin nanas kami akan segera disukai oleh pelanggan China," ujar Kristian.

Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2023