Jakarta (ANTARA News) - Ekonom Laboratorium Manajemen Fakultas Ekonomi (LMFE) Universitas Padjadjaran Bandung, Aldrin Herwany berpendapat asumsi inflasi sebesar 4,9 persen masih realistis meskipun ada tekanan yang terjadi sejak awal tahun.

"Angka asumsi inflasi APBN 2013 sebesar 4,9 persen itu masih realistis dengan syarat pasokan komoditas pangan terjaga dan ada pengendalian konsumsi BBM apakah dengan penyesuaian harga atau pembatasan," kata Aldrin Herwany saat dihubungi di Jakarta, Senin.

Menurut dia, target pemerintah belum tentu tidak tercapai karena waktunya masih panjang.

"Kalau baru bulan Maret masih ada waktu untuk melakukan langkah antisipasi sehingga asumsi 4,9 persen tersebut masih wajar. Kecuali ini terjadi di bulan Oktober, itu tidak mungkin," kata dia.

Ia mengatakan pada tahun ini masih mungkin terjadi deflasi pada Maret-April karena masa panen dan September-Oktober karena seusai masa lebaran.

"Namun, pemerintah harus menjaga kenaikan harga komoditas pangan terutama yang terkait dengan bawang merah, bawang putih, dan cabe. Sekarang ini ketiga komoditas tersebut naik hampir 200 persen sehingga ibu-ibu pada menjerit," kata dia.

Ketiga komoditas tersebut mempunyai fluktuasi dan volatilitas harga yang tinggi sehingga pasokannya harus terjaga.

Terkait dengan penundaan kenaikan harga elpiji kemasan 12 kilogram, menurut dia, dapat menekan laju inflasi yang tercatat tinggi sejak awal 2013.

"Kalau kenaikan harga elpiji kemasan 12 kilogram dilaksanakan sesegera mungkin itu akan mendorong inflasi lebih tinggi lagi, atas dasar itulah pemerintah menunda," ujarnya.

Ia mengatakan penundaan rencana kenaikan harga elpiji yang diikuti oleh membaiknya harga komoditas pokok, karena pasokan tercukupi dan memasuki masa panen, akan membuat inflasi rendah pada Maret dan April.

Sebelumnya, BPS mencatat laju inflasi pada Februari 2013 yang tercatat mencapai 0,75 persen, merupakan angka tertinggi dibandingkan bulan yang sama dalam sepuluh tahun terakhir. Sebelumnya, laju inflasi Januari tercatat 1,03 persen, sehingga laju tahun kalender mencapai 1,79 persen. (ANT)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013