Kerangka jembatannya sudah mulai dimobilisasi ke sini (Lumajang) dan akan dibangun dua arah yakni dari arah Lumajang dan Malang
Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menargetkan selama empat bulan untuk membangun jembatan permanen di lokasi Jembatan Glidik 2 yang rusak akibat terjangan banjir lahar dingin Gunung Semeru.

"Kerangka jembatannya sudah mulai dimobilisasi ke sini (Lumajang) dan akan dibangun dua arah yakni dari arah Lumajang dan Malang, sehingga mudah-mudahan lebih cepat, targetnya 4 bulan," kata Basuki usai meninjau sejumlah infrastruktur yang rusak dampak bencana longsor dan lahar dingin Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Senin.

Menteri PUPR didampingi Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati meninjau sejumlah titik jembatan yang rusak diterjang lahar dingin Semeru di antaranya Bronjong Tanggul Sungai Lengkong, Gladak Perak dan Jembatan Gantung Kali Regoyo.

"Terkait sejumlah infrastruktur yang rusak tersebut, kami jelaskan bahwa akan dilakukan perbaikan secara kolaborasi antara pemerintah pusat, Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Lumajang," tuturnya.

Ia menjelaskan ada lima jembatan putus yang harus diperbaiki dan pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah berkoordinasi dengan Pemprov Jatim dan Kabupaten Lumajang yang dikerjakan secara kolaborasi antara APBN, APBD I dan APBD II.

Kabupaten Lumajang menangani dua jembatan kabupaten yang akan dibiayai oleh BNPB, kemudian dua jembatan dikerjakan oleh Pemprov Jatim dan Kementerian PUPR dengan anggaran APBN melaksanakan pembangunan kembali Jembatan Glidik 2 di jalan nasional yang menghubungkan Kabupaten Lumajang dengan Malang.

"Untuk Jembatan Kali Glidik 2 penghubung Kabupaten Malang dan Lumajang tersebut akan dibangun dengan konstruksi yang lebih kuat," katanya.

Menurutnya hasil evaluasi menyebutkan bahwa nantinya pondasi jembatan akan ditinggikan dan diperdalam sehingga diharapkan lebih siap dan kokoh saat diterjang banjir lahar dingin Gunung Semeru.

"Pondasinya harus ditinggikan. Kenapa kemarin hanyut? Mungkin karena pondasinya tidak tembus tetapi nangkring di batu. Dari Bintek, Bina Marga mengevaluasi konstruksi yang lebih kuat," ujarnya.

Sementara itu Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali, Rakhman Taufik mengatakan opsi penanganan Jembatan Kali Glidik II mengerucut pada pembangunan jembatan secara permanen di lokasi eksisting sepanjang 45 meter atau lebih panjang dari jembatan eksisting.

"Nantinya proses konstruksi jembatan permanen sepanjang 45 meter itu akan berlangsung sekitar empat bulan. Untuk arus lalu lintas dan logistik dilakukan pengalihan arus ke utara lewat Pasuruan dan Probolinggo," katanya.

Jembatan Kali Glidik II dibangun pada tahun 1970 dan saat ini berumur 53 tahun. Jembatan ini memiliki total panjang 38 meter dengan lebar 6,80 meter. Bangunan atas jembatan ini berupa Gelagar Baja Permanen dan terdiri dari 3 bentang.

Baca juga: Lumajang sedia selter untuk ternak milik warga terdampak banjir lahar
Baca juga: Pemerintah petakan kerusakan infrastruktur akibat lahar dingin Semeru

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023